Dispora Banten Uji Coba Metode Sport Science Bagi Atlet Pelajar
Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banten melakukan uji coba pembinaan atlet pelajar dengan menggunakan metode ‘sport science’ di Pusat Pembinaan dan Pelatihan Olahraga milik Pemprov, di kawasan Drangong Kota Serang, Selasa (16/9/2019).
Kepala Dispora Banten, Deden Apriandhi mengatakan, metode sport science tersebut merupakan salah satu cara pembinaan olahraga secara ilmiah, mengingat selama ini pembinaan kepada atlet dilakukan secara konvensional. Melalui metode ini bisa diukur potensi atlet, baik kekurangan maupun kelebihannya.
“Nanti bisa memberikan ‘treatmen’ apa yang bisa dilakukan bagi atlet, sehingga bisa meningkatkan kemampuan mereka. Apalagi mereka kan masih usia pelajar, masih banyak hal yang bisa dikembangkan dalam diri mereka,” kata Deden Apriandhi usai mendampingi tim ‘sport science’ Kemenpora saat melakukan uji coba ‘sport science’ bagi 50 atlet pelajar Banten.
Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan sampling atau uji coba metode tersebut terhadap 50 atlet pelajar Banten, dengan menghadirkan tim ahli ‘sport science’ dari Kemenpora. Ada dua pola yang diujikan kepada para atlet tersebut yakni, tes secara umum dan ada juga tes atau uji untuk masing-masing cabang olahraga.
Baca:
- Wakapolres Serang Beri Penghargaan 3 Atlet Polisi Berprestasi
- Crosser Banten Siap Unjuk Kemampuan
- Pemkot Serang Tambah Dana Hibah NPC Jadi Rp150 Juta
Ingin meningkat
“Tujuannya sih cuma satu, kita ingin atlet pelajar yang ada di Banten prestasi olahraganya meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Ia juga berharap peningkatan prestasi olahraga juga dibarengi dengan peningkatan motivasi bagi para atlet, salah satunya diberikan pembinaan dan pelatihan yang benar sehingga motivasi para atlet juga nantinya akan meningkat.
“Program ini merupakan usulan yang kami sampaikan dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) II yakni ‘Strategi Peningkatan Prestasi Olahraga Berbasis Sport Science. Mudah-mudahan tahun ini depan ini menjadi program yang bisa dijalankan secara permanen di Provinsi Banten untuk meningkatkan perstasi olahraga,” papar Deden.
Sementara Staf Ahli Bidang Pengembangan SDM Kemenpora, Mohammad Nanang H Kusuma mengatakan, metode pembinaan atlet melalui sport science penting dilakukan, dan setiap daerah seharusnya memiliki fasilitas sport science, apalagi dukungan tersebut di Banten selaras dengan adanya sport center yang saat ini sedang dibangun oleh Pemporv Banten melalui APBD.
“Ini yang pertama di Indonesia (metode sport science). Selama ini kalau ada atlet juara, kita tidak tahu, juaranya karena apa. Dengan adanya pendekatan fasilitas sport science dan sport center, kita bisa melakukan pendekatan peningkatan potensi atlet melalui ilmiah,” katanya.
Ia mengatakan, kelebihan dengan adanya sport science adalah proses pelatihan para atlet melibatkan beberapa aspek, tidak hanya fisik tetapi ada aspek psikologi. Fisik juga ada beberapa segi, kekuatan, daya tahan dan koordinasi.
“Kita melakukan tes ini untuk mengidentifikasi bakat-bakat atlet. Yang pertama dilakukan dari segi kesehatan secara umum. Apakah atlet yang direkrut ini sudah memiliki tingkat kesehatan secara umum yang bagus atau tidak. Berikutnya secara psikologi, kuat secara emosi atau tidak dan tahan terhadap tekanan,” pungkasnya.(Rukman Nurhalim Mamora)