Militer

Drone Tempur Senilai Rp4,53 Triliun dibeli Indonesia dari Turkiye

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI membeli 12 drone tempur baru dari Turkish Aerospace senilai $300 juta AS atau sekitar Rp4,53 triliun, pada Selasa (1/8/2023).

Hal itu merupakan yang terbaru dari serangkaian pembelian yang bertujuan untuk memodernisasi peralatan militer yang sudah tua.

“Proses pembelian tersebut ditandai adanya penandatanganan kontrak dengan pihak penyedia Turkish Aerospace pada 3 Februari 2023,” tandas Kepala Biro Humas Setjen Kemenhan, Brigjen Edwin Adrian Sumantha dalam keterangannya.

Kesepakatan tersebut dicapai usai Presiden Jokowi pada bulan Juli memperingatkan jajarannya untuk mempertahankan anggaran yang ‘sehat’.

Dikatakan Edwin, nilai kontrak masih dalam proses aktivasi di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Pengiriman 12 unit drone baru itu, kata Edwin, akan dilaksanakan 32 bulan setelah kontrak efektif.

Dalam kontrak pembelian tersebut termasuk juga kontrak tambahan berupa Integrated Logistic Support (ILS), Ground Support and Test Equipment (GS&TE), Flight Simulator, Infrastruktur Hanggar, dan pelatihan serta masa garansi selama 24 bulan atau 600 jam terbang.

Pada Januari 2023, Menhan Prabowo Subianto menandatangani kesepakatan senilai $800 juta untuk membeli 12 jet tempur Mirage 2000-s, yang menuai kritik karena dianggap terlalu tua.

Kemudian pada bulan Februari, Indonesia juga membeli 42 jet tempur Rafale seharga $8,1 miliar yang akan dicairkan secara bertahap selama beberapa tahun.

Dengan anggaran Rp134,3 triliun, Kemenhan memiliki alokasi terbesar dari total anggaran negara tahun ini.

Selain itu, dikutip dari VOA Indonesia, (2/8/2023), drone tempur tersebut dibuat di Turkiye dan akan dikirim ke Indonesia.

Sementara enam unit lainnya akan dirakit di Indonesia bersama PT Dirgantara Indonesia melalui program transfer teknologi.

Editor : Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button