EkonomiPemerintahan

Hadapi Krisis Energi, Ini Strategi Menko Perekonomian Airlangga

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, transisi energi menjadi upaya sekaligus komitmen pemerintah untuk mengantisipasi krisis energi ke depan.

Pemerintah juga, kata Menko Airlangga, telah meningkatkan bauran sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen di tahun 2025, hingga 31 persen di tahun 2030.

Transisi energi tengah dilakukan pemerintah menjadi salah satu upaya menjaga ketahanan energi mewujudkan ekonomi hijau di Indonesia.

Dalam perhelatan Presidensi G20 tahun 2022, pemerintah juga telah menghasilkan sejumlah kerja sama pembiayaan dan investasi di sektor energi.

Sejumlah kerja sama tersebut terlihat dari kerja sama Partnership for Global Infrastructure and Investment, Asia Zero Emission Community (AZEC), Just Energy Transition Partnership (JETP), dan Millenium Challenge Corporation (MCC) Compact.

Disampaikan Menko Airlangga, pemerintah terus mendorong berbagai kebijakan di sektor energi, salah satunya biodiesel B35 yang akan diimplementasikan di bulan Februari mendatang.

Hingga pertengahan tahun 2022, tercatat kapasitas pembangkit listrik EBT telah mencapai 2.576 megawatt, atau meningkat sekitar 5 persen per tahunnya dalam lima tahun terakhir.

Upaya tersebut, masih perlu diakselerasi bersamaan dengan upaya lain dalam transisi krisis energi, seperti transisi PLTU menjadi PLT non – fosil.

Menurut Menko Airlangga, banyakanya danau dan laut di Indonesia menjadi keuntungan Indonesia dalam transisi energi berbasis hydro, lantaran cost pembebasan lahan di danau dan laut jauh lebih murah dibandingkan membebaskan lahan di daratan.

“Transisi kita yang paling immediate itu adalah penguatan teknologi,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang hadir secara virtual dari Kantor Kemenko Perekonomian dalam acara Ruang Diskusi Harian Kompas, Selasa (24/01).

Dalam sesi tanya jawab, Airlangga mengungkapkan bahwa kemandirian Indonesia di sektor energi bergantung pada ketergantungan energi di sektor otomotif yaitu BBM.

“Selama BBM bisa kita konversikan sebagian melalui biodiesel, dan yang lain kombinasi dengan electric vehicle, tentu tujuan untuk kemandirian energi bisa dicapai,” katanya.

Kemudian, Airlangga juga menjelaskan bahwa tantangan yang ada dalam upaya transisi energi adalah tantangan bersama Pemerintah Pusat dan Daerah.

Momentum keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun 2023 perlu dimanfaatkan untuk bersama – sama mendorong peluang dalam sektor energi untuk penguatan ekonomi kawasan yang tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan. (Sumber: ekon.go.id)

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button