Opini

Hilirisasi Perikanan Air Tawar di Desa-Desa

Penghiliran atau hilirisasi perikanan air tawar di desa-desa merupakan langkah awal untuk mengubah potensi menjadi sumber kesejahteraan. Terlebih, Indonesia, dengan kekayaan sumber daya perairannya, memiliki potensi besar dalam sektor perikanan.

OLEH: HANNI SOFIA *)

Salah satu potensi yang belum tergarap secara optimal adalah perikanan air tawar di desa-desa. Maka hilirisasi perikanan air tawar menjadi kunci untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi di perdesaan.

Banyak desa di Indonesia memiliki sumber daya perikanan air tawar, seperti sungai, danau, atau kolam yang melimpah. Namun, seringkali ikan hasil tangkapan hanya dijual dalam bentuk segar atau diasinkan dengan nilai jual yang rendah.

Hilirisasi perikanan air tawar bisa dilakukan dengan mengolah ikan menjadi produk-produk bernilai tambah tinggi, seperti produk olahan abon ikan, kerupuk ikan, nugget ikan, bakso ikan, ikan asap, dan berbagai jenis makanan olahan lainnya.

Selain itu, bisa juga menjadi produk sampingan, seperti kulit ikan dapat diolah menjadi kerupuk kulit atau bahan baku gelatin, sedangkan tulang ikan dapat diolah menjadi tepung ikan untuk pakan ternak.

Ada pula produk inovatif berupa pengembangan produk-produk, seperti abon ikan rendah garam, kerupuk ikan bebas gluten, atau nugget ikan dengan tambahan nutrisi.

Penghiliran menjadi langkah yang tidak terelakkan saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan nilai tambah. Melalui hilirisasi, produk olahan ikan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan ikan segar, sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan dan pembudi daya ikan.

Di sisi lain, penghiliran merupakan salah satu upaya untuk membuka peluang dan lapangan kerja lebih luas. Sebab proses itu membutuhkan tenaga kerja di berbagai bidang, mulai dari pengolahan, pengemasan, pemasaran, hingga distribusi.

Penghiliran juga mendiversifikasi produk dan menghasilkan beragam produk olahan ikan yang dapat memenuhi kebutuhan pasar yang lebih luas. Pada akhirnya terjadi peningkatan pendapatan dan perluasan lapangan kerja yang akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.

Penghiliran perikanan air tawar juga dapat memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia di desa, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sekitar.

Strategi Penghiliran

Untuk mengembangkan penghiliran perikanan air tawar di desa-desa, diperlukan beberapa strategi, antara lain penguatan kapasitas dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada nelayan dan pembudi daya ikan dalam hal pengolahan ikan, manajemen usaha, dan pemasaran.

Selanjutnya pembangunan infrastruktur pendukung dengan menyediakan fasilitas pengolahan ikan yang memadai, seperti tempat pengolahan, peralatan pengolahan, dan sarana penyimpanan.

Hal yang tidak kalah penting adalah menyediakan akses pasar untuk membantu memasarkan produk olahan ikan ke pasar yang lebih luas, baik pasar lokal, regional, maupun nasional.

Kemudian membangun kemitraan antara nelayan, pembudi daya ikan, pemerintah desa, pelaku usaha, dan lembaga penelitian untuk memperkuat rantai nilai perikanan air tawar.

Program SensHation

Penghiliran perikanan air tawar di desa-desa memang terbukti memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, penghiliran perikanan air tawar dapat menjadi salah satu pilar pembangunan ekonomi di perdesaan.

Langkah penghiliran ini memerlukan peran banyak pihak, termasuk kampus untuk mengakselerasi terwujudnya proses yang efektif. Salah satu yang telah dilakukan adalah kegiatan pengabdian masyarakat melalui PPK Ormawa 2024 yang diselenggarakan oleh Kemdikbudristek.

Kolaborasi mahasiswa UGM yang melibatkan 15 anggota dari berbagai prodi, menjalankan praktik penghiliran perikanan air tawar di Desa Sendangrejo, DI Yogyakarta.

Mereka tergabung dalam Tim Ormawa Nawasatya (Komunitas Mahasiswa untuk Desa Tangguh dan Berdaya) yang di antaranya telah berhasil membuat matriks program bernama SensHation (Sendangrejo House of Economical Innovation). Salah satu rangkaian program SensHation, yaitu rumah inovasi ekonomi, bertujuan meningkatkan nilai kewirausahaan.

Ketua Pelaksana PPK Ormawa Nawasatya Muhammad Salman membagikan pengalamannya saat menerapkan program SensHation. Sebuah kegiatan pengabdian masyarakat yang berjalan selama beberapa bulan yang difokuskan pada peningkatan nilai perekonomian kelompok pembudi daya perikanan, terdiri dari perwakilan 3-4 orang di tiap RW (dari total 6 RW) Desa Sendangrejo.

Program penghiliran yang mereka rintis dirancang dengan harapan dapat mengembalikan iklim pasar dan nilai jual perikanan lebih optimal.

Program ini pada awalnya bermula dari permasalahan beberapa tahun terakhir, yakni penurunan produksi ikan gurami yang mencapai 8 ton pada tahun 2021 sebagai akibat dari perubahan iklim yang ditandai dengan tercemarnya kualitas sumber air yang berasal dari Sungai Putih, melalui Selokan Van Derwijck.

Selain itu, pada tahun 2020, merebaknya pandemi COVID-19 mengakibatkan lesunya pergerakan pasar perikanan. Lonjakan biaya pakan juga dihadapi dengan tingginya permintaan dari konsumen.

Program SensHation itu membawa tiga program utama, yaitu House of Hatchery Innovation yang mencakup rangkaian kegiatan pendederan ikan nila menggunakan teknologi Water Chamber Incubator dan pembuatan Bio Active Filter untuk pendederan ikan gurami.

Kemudian House of Product Innovation berupa diversifikasi produk olahan ikan dan House of Merchant Innovation berupa pelatihan manajemen kewirausahaan dan pendampingan pemasaran produk melalui kerja sama jaringan kemitraan.

Tonggak kesuksesan program ini dimulai dari sistem pendederan melalui pembuatan teknologi water chamber incubator untuk meningkatkan daya tetas telur ikan nila serta pembuatan bio active filter carbon untuk meningkatkan kualitas pengairan dalam pendederan ikan gurami.

Optimalisasi diversifikasi produk olahan ikan juga tidak luput dari fokus kegiatan, seperti pembuatan abon, fillet, bakso, dan nugget ikan nila. Pada bulan terakhir program, diadakan pelatihan manajemen kewirausahaan bagi kelompok dan pelaku usaha perikanan untuk memperluas pasar produksi.

Dosen yang juga pembimbing mahasiswa dalam program tersebut Nasih Widya Yuwono mengarahkan program SensHation sehingga kinerja tim ormawa dapat berkolaborasi dengan masyarakat sasaran terus meningkat.

Harapannya, jangkauan sasaran program menjadi lebih luas, sehingga menjamin keberlanjutan. Program hilirisasi perikanan ini mendukung peningkatan produksi dan pasar perikanan Desa Sendangrejo.

Nasih juga menjelaskan bahwa konsep pendederan dan diversifikasi produk perlu penelitian dan pengembangan yang kuat dan dukungan para pemangku kepentingan untuk mencapai hasil optimal.

Oleh karena itu, program tersebut menggandeng beberapa mitra strategis untuk mendukung kesuksesan program SensHation.

Gayung bersambut, antusias masyarakat Desa Sendangrejo juga ditunjukkan dalam kegiatan lanjutan, yakni lokakarya sebagai langkah awal pengenalan Program Hilirisasi Akuakultur Perikanan.

Lokakarya ini diselenggarakan di kediaman warga dari Kelompok Perikanan Dusun Plaosan. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Kalurahan Sendangrejo, Kepala Padukuhan Plaosan, ketua kelompok pembudi daya perikanan, perwakilan dari kelompok pembudi daya perikanan dan PKK Kalurahan Sendangrejo, tokoh masyarakat Desa Sendangrejo, serta mitra dari Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Sleman.

Mereka sepakat untuk menandatangani kerja sama untuk memajukan perikanan warga dengan kolaborasi ilmu dan keterlibatan aktif, baik melalui diskusi maupun praktik di lapangan.

Penandatanganan kerja sama antara pihak desa dan tim pelaksana menjadi penanda adanya komitmen tertulis selama pelaksanaan program. Ke depan, Program SensHation diharapkan menjadi ruang usaha dan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi melalui pengelolaan akuakultur perikanan yang lebih efektif dan berkelanjutan.

Program ini diharapkan mampu menciptakan model inovasi kewirausahaan perikanan yang dapat diterapkan bukan hanya di Desa Sendangrejo, melainkan juga di desa-desa sekitarnya.

Dengan demikian, Desa Sendangrejo mampu menjadi desa percontohan dalam pemberdayaan dan peningkatan kewirausahaan sektor perikanan bagi desa-desa lain.

Ketua Nawasatya UGM Florentina Rachel menekankan pentingnya inovasi dalam mengatasi tantangan sektor perikanan di Desa Sendangrejo. Menurutnya, inovasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan dan permasalahan klasik di sektor perikanan.

SensHation ke depan bisa menjadi referensi program penghiliran perikanan air tawar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan akuakultur yang lebih baik. (**)

*) HANNI SOFIA adalah seorang wartawan yang berkerja di LKBN Antara, kantor berita milik pemerintah.

Artikel ini merupakan bagian dari kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

Back to top button