Ekonomi

Industri Asuransi Jiwa Catat Laba Rp5,3 Triliun pada Q1 2025

Indonesia Financial Group (IFG), holding BUMN di sektor asuransi, penjaminan, dan investasi, menilai industrinya ini secara nasional tengah menghadapi tantangan signifikan di tengah dinamika global.

Tekanan inflasi, ketidakpastian ekonomi, dan tren peningkatan klaim menjadi faktor utama yang memengaruhi kinerja sektor ini.

Sekretaris Perusahaan IFG, Denny S. Adji, menyampaikan bahwa kondisi tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat fondasi industri asuransi nasional dalam mendukung sistem keuangan yang terintegrasi dan resilien.

“Industri asuransi jiwa dan umum saat ini menunjukkan kemampuan beradaptasi, baik melalui pemanfaatan teknologi, penyesuaian model bisnis, maupun respons terhadap kebutuhan konsumen yang terus berubah,” kata Denny dalam keterangan resminya yang dikutip oleh MediaBanten.com, Senin (4/8/2025).

Data IFG menunjukkan, pada kuartal I 2025, premi bruto industri asuransi jiwa tumbuh 1,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp40,68 triliun, didorong oleh premi lanjutan.

Di sisi lain, klaim mengalami penurunan sebesar 14,1% YoY, yang sebagian besar disebabkan oleh penurunan klaim penebusan unit dari Produknya yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI), yang turun 28,6%.

Kondisi ini mendorong peningkatan signifikan pada laba setelah pajak industri ini yang tercatat sebesar Rp5,3 triliun, tumbuh 132% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, di sektor industri pada umum, premi mengalami penurunan tipis sebesar 0,04% YoY, sementara klaim naik 4,5% YoY. Penurunan premi terutama terjadi pada lini properti, kendaraan bermotor, dan suretyship. Sedangkan pertumbuhan klaim ditopang oleh peningkatan dari asuransi properti dan asuransi kredit.

Menurut Denny, industri ini masih dalam tahap pemulihan pasca pandemi, sementara sektor umum menghadapi kompleksitas tersendiri.

Dia menekankan perlunya strategi penguatan peran asuransi dalam mendukung sistem keuangan nasional yang lebih tangguh.

“Di tengah kondisi ekonomi yang dinamis, industri ini dituntut tidak hanya bertahan, tetapi juga memperluas kontribusinya terhadap ekonomi nasional yang terintegrasi,” ujar Denny.

Sebagai bentuk komitmen dalam memperkuat literasi dan transparansi industri, IFG menyelenggarakan forum diskusi bertajuk “IFG Media Brief: Insurance Industry Outlook – Challenges and Opportunities” pada Rabu, 30 Juli 2025, di Graha CIMB Niaga, Jakarta.

Forum tersebut menghadirkan peneliti dari IFG Progress yang akan memaparkan analisis mendalam mengenai tren, tantangan, serta prospek industri asuransi jiwa dan umum. Tiga peneliti yang hadir adalah Ezra Pradipta (Tantangan Industri Asuransi 2025), Mohammad Alvin Prabowosunu (Outlook Ekonomi Makro dan Industri Keuangan), serta Rosi Melati (Kinerja dan Ruang Tumbuh Industri Asuransi Jiwa dan Umum).

Forum ini diharapkan menjadi sarana dialog terbuka untuk memperkuat narasi positif, akurat, dan edukatif tentang industri asuransi di Indonesia.

“Forum ini menjadi jembatan untuk membangun narasi media yang akurat sekaligus memperkuat literasi publik tentang peran strategis asuransi dalam menciptakan sistem keuangan yang tangguh, inklusif, dan berorientasi ke masa depan,” ujar Denny.

Abdul Hadi

Back to top button