Ini Riwayat Heraklius, Kaisar Romawi Timur Yang Terkesan Ke Nabi SAW
Kaisar Romawi Timur, Flafius Heraklius Agustus terkesan dengan Nabi Muhammad SAW. Karena ciri-ciri dan sifatnya yang diceritakan pedagang Arab Saudi yang diundangnya termuat dalam Kitab Taurat dan Injil. Hadits yang berkiatan dengan kaisar ini di antaranya.
“… Sungguh dia ini akan menguasai tanah yang sekarang berada di bawah kedua telapak kakiku ini dan seandainya aku ada harapan untuk menjumpainya, pasti aku mengharus kan diriku untuk menemuinya. Dan seandainya aku sudah berada di hadapannya pasti aku akan basuh kedua telapak kakinya…” (Bukhari 2723).
Flavius Heraklius Augustus (11 Februari 641) diwirayatkan seorang kaisar Byzantium yang sangat terkesan dengan kerasulan Muhammad karena semua kriteria kerasulan yang termaktub dalam Taurat dan Injil ada pada diri Muhammad.
Namun, dia kecewa pada keputusan Tuhannya karena telah mengutus seorang Rasul bukan dari kaumnya (Bani Israil), melainkan justru dari bangsa Arab yang menjadi musuhnya.
Yang menarik, saksi dari peristiwa kekaguman Heraklius kepada Muhammad adalah Abu Sufyan bin Harb, yang saat itu masih menjadi musuh Rasulullah. Peristiwanya terjadi ketika berlangsung dialog di antara dua golongan musuh Islam. Pertama, kafilah dagang Arab Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan bin Harb dan kaisar Heraklius bersama para pembesar Romawi.
Pengakuan Utusan Allah
Mereka mempertanyakan seputar pengakuan Muhammad sebagai nabi dan utusan Allah. Dan di ujung kisah, akhirnya Abu Sufyan berkata, “Demi Allah, aku senantiasa merasa hina dan sangat yakin bahwa urusan (agamanya) akan berjaya hingga akhirnya Allah membukakan hatiku untuk menerima Islam, padahal sebelumnya aku membencinya.” Subhanallah.
Beberapa kriteria dakwah Muhammad dalam hadis-hadis berikut menjadi penyebab kekaguman Heraklius dan hal itulah yang ia temui dalam kitab sucinya (Injil).
Abu Sufyan bercerita bahwa Raja Heraklius berkata kepadanya, “Aku telah bertanya kepadamu apa yang dia perintahkan kepada kalian, lalu kamu menjawab bahwa dia memerintahkan kalian untuk shalat, bersedekah (zakat), menjauhkan diri dari berbuat buruk, menunaikan janji, dan melaksanakan amanah.” Lalu, dia berkata, “Ini adalah di antara sifat-sifat seorang Nabi.” (Bukhari)
Abu Sufyan bin Harb mengabarkannya bahwa Heraklius berkata kepadanya, “Aku telah bertanya kepadamu bagaimana kesudahan peperangan antara kalian dan dia, lalu kami jawab bahwa peperangan yang terjadi bergantian saling mengalahkan. Begitulah adanya para rasul, di mana dia diuji kemudian akhirnya mereka mendapatkan kejayaan.” (Bukhari).
Baca:
- Pasukan Gajah Abrahah Mau Hancurkan Kabah, Tahun Kelahiran Nabi
- Dinasti Abbasiyah Dari Paman Nabi Membangun Pilar Peradaban Islam
- Umar Bin al-Khatab, Pendobrak dan Pembebas Kabah
Tertulis di Taurat dan Injil
Hal ini menunjukkan, nama Muhammad dan karakternya telah tertulis dalam Taurat dan Injil. Dan, mereka telah mengetahui hal ini dengan jelas, Allah berfirman, “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anakanaknya sendiri. Dan, sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” (QS Albaqarah [2]: 146).
(Artikel batas ini dikutip dari republika.co.id, lihat aslinya KLIK DI SINI.)
Siapakah Flavius Heraklius Agustus? Menurut id.wikipedia.org, Heraklius adalah Kaisar Romawi Timur dari tahun 610 sampai tahun 641. Ia adalah kaisar yang menetapkan bahasa Yunani sebagai bahasa resmi Kekaisaran Romawi Timur. Perjuangannya meraih tampuk kekuasaan bermula pada tahun 608, ketika ia bersama ayahnya, Heraklius Tua, Eksarkus Afrika, memimpin pemberontakan menggulingkan Kaisar Fokas.
Pada masa pemerintahannya, Kekaisaran Romawi Timur melancarkan sejumlah aksi militer. Pada tahun Heraklius naik takhta, Kekaisaran Romawi Timur sedang menghadapi rongrongan di sejumlah tapal batas wilayahnya.
Heraklius langsung memimpin Perang Romawi–Sasani 602–628. Pertempuran-pertempuran perdana berakhir dengan kekalahan di pihak Romawi Timur. Bala tentara Persia maju mendesak sampai ke Bosforus, tetapi Konstantinopel terlindung oleh tembok-tembok yang kukuh dan angkatan laut yang kuat, sehingga Heraklius luput dari kekalahan telak.
Pembaharuan Militer
Heraklius memprakarsai pembaharuan di bidang militer guna membina kembali sekaligus memperkuat angkatan bersenjata Kekaisaran Romawi Timur. Heraklius mengusir bangsa Persia dari Asia Kecil, mendesak sampai jauh ke dalam wilayah mereka, dan mengalahkan mereka secara telak pada tahun 627 dalam Pertempuran Niniwe.
Khosrau II, Raja Persia, digulingkan dan dieksekusi mati oleh putranya sendiri, Kavad II, yang segera berusaha menyepakati perdamaian dengan Romawi dengan menyatakan kesediaan Persia untuk mundur dari daerah-daerah yang sudah direbutnya. Dengan cara inilah Kekaisaran Romawi Timur dan Kekaisaran Sasani, yang sama-sama sudah kepayahan, akhirnya berdamai.
Tak lama kemudian, Heraklius sudah harus menghadapi masalah baru, yakni aksi penaklukan kaum Muslim. Dari Jazirah Arab, kaum Muslim maju dengan cepat menaklukkan Kekaisaran Sasani. Pada tahun 634, kaum Muslim bergerak memasuki Suriah Romawi, mengalahkan Teodorus, adik Heraklius. Dalam waktu singkat, bangsa Arab menaklukkan Mesopotamia, Armenia, dan Mesir.
Heraklius memprakarsai hubungan diplomatik dengan bangsa Kroasia dan bangsa Serbia di Jazirah Balkan. Ia berusaha memulihkan skisma dalam agama Kristen terkait bidah Monofisit, dengan mengedepankan ajaran baru yang disebut Monotelitisme. Gereja di Timur (lazimnya disebut Gereja Nestorian) juga terlibat dalam usaha ini.Usaha pemulihan skisma yang diprakarsai Heraklius pada akhirnya ditolak oleh semua pihak yang bersengketa.
Duakali Menikah
Heraklius menikah dua kali: yang pertama dengan Fabia Eudokia, anak perempuan Rogatus, dan kemudian dengan kemenakannya sendiri, Martina. Ia mendapatkan dua anak dari perkawinannya dengan Fabia, dan sekurang-kurangnya sembilan anak dari perkawinannya dengan Martina, yang sebagian besar sakit-sakitan.
Sekurang-kurangnya dua dari anak-anak Martina menyandang cacat fisik, yang dianggap sebagai hukuman atas kawin sumbang. Fabius (Flavius) menderita kelumpuhan pada lehernya, dan Teodosios menderita bisu-tuli. Teodosios menikah dengan Nike, anak perempuan Senapati Persia, Syahrbaraz, atau anak perempuan Niketas, sepupu Heraklius.
Dua putra Heraklius kelak menjadi Kaisar: Heraklius Konstantinus (Konstantinus III, memerintah 613–641), putranya dari Fabia, dan Konstantinus Heraklius (Heraklonas, memerintah 638–641), putranya dari Martina.
Pada tahun-tahun menjelang akhir hayatnya, semakin jelas terlihat adanya persaingan antara Heraklius Konstantinus dan Martina. Heraklius Konstantinus pernah mencoba meracuni putra Martina, Heraklonas, yang juga tercantum dalam daftar pewaris takhta. Heraklius meninggal dengan meninggalkan wasiat agar kekaisaran diperintah bersama-sama oleh Heraklius Konstantinus dan Heraklonas, dengan Martina selaku maharani. (Dari berbagai sumber / IN Rosyadi)