Isu Megathrust, Dispar Banten Ajak Masyarakat Berdzikir
Beredar kabar adanya isu potensi gempa megathrust di selatan selat Sunda, Dinas Pariwisata Banten telah menyiapkan pergerakan di tempat wisata bilamana terjadi tsunami.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Banten, Al Hamidi saat kegiatan, Komitmen Pengembangan Pariwisata Digital menuju Indonesia Emas, di kantor Dinas Pariwisata Banten, Selasa 27 Agustus 2024.
Al Hamidi mengatakan, bahwa pihaknya sudah melakukan gerakan bilamana terjadi isu Megathrust di wilayah Banten.
“Kita sudah melakukan gerakan bilamana kalau terjadi megathrust yang berpotensi terjadi nya tsunami,” ungkapnya.
Bahkan, pihaknya telah menerbitkan buku SOP menjadi pedoman. Dalam buku itu pun Kami sudah memprediksi bila mana terjadi tsunami.
“Tinggal kami berkordinasi dengan BPBD dan juga Balawista,” paparnya.
Al Hamidi mengakui memang ada pengurangan jumlah wisatawan di Banten setelah 17 Agustus 2024, namun bukan dampak adanya isu megatrust.
“Ada pengurangan jumlah wisata, tapi bukan adanya isu megatrust sehingga belum berpengaruh tidak ada perubahan,” jelasnya.
Al Hamidi pun mengajak masyarakat Banten untuk berdoa dan dzikir bersama untuk keselamatan Indonesia khususnya di Provinsi Banten.
Kami mengajak masyarakat Banten berdoa dan berdzikir, kita sudah melakukan dan membentuk majelis dzikir. Kita berdzikir keliling ke tempat objek wisata di Banten. Mudah mudahan masyarakat diberikan keselamatan,” harapnya.
Isu peristiwa tersebut sudah ramai diperbincangkan usai gempa dahsyat berkekuatan 7,1 Skala Richter (SR) terjadi di Pulau Kyushu, Jepang, pada 8 Agustus lalu.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono pun memperingatkan gempa dari dua zona megathrust, yakni Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Siberut, tinggal tunggu waktu.
Alasannya, dua zona itu sudah lama tak mengalami gempa atau ada seismic gap, yakni lebih dari dua abad. Biasanya, gempa besar punya siklusnya sendiri dalam rentang hingga ratusan tahun.
Namun BMKG sendiri belum dapat memastikan kapan bencana alam itu akan terjadi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebut pihaknya terus membicarakan isu ini agar masyarakat bersiap menghadapi efek dari megathrust di Indonesia
Aden Hasanudin / Editor : Abdul Hadi