Ekonomi

Jamu Herbal Asli Indonesia Diminati Perusahaan Arab Saudi

Gulf Bird Trading Corporation (GBC), perusahaan Arab Saudi tertarik untuk mengimpor produk jamu herbal Indonesia.

Hal ini mengemuka pada pertemuan bisnis antara Atase Perdagangan (Atdag) Riyadh Gunawan dengan Managing Director GBC Saud Fahad, pada Sabtu (14/05/2023) lalu.

“Dari hasil pertemuan bisnis, GBC berminat menjadi importer jamu herbal dari Indonesia. Saat ini, GBC menyuplai lebih dari 90 persen apotek di wilayah Arab Saudi yang mencapai lebih dari 2.000 cabang,” kata Gunawan.

“Dengan banyaknya apotek yang disuplai GBC. Diharapkan produk ini herbal Indonesia akan semakin digemari dan dikenal masyarakat Arab Saudi,” katanya menambahkan.

Pertemuan bisnis tersebut merupakan upaya yang dilakukan Atdag Riyadh dalam mencari peluang untuk memperluas pasar produk herbal Indonesia di Arab Saudi.

Menurut Gunawan, produk jamu herbal Indonesia kian diminati di pasar Arab Saudi karena masyarakatnya menggemari pengobatan dengan metode herbal tanpa mengesampingkan pengobatan tanpa dengan obat kimia. Arab Saudi pun merupakan asal mula sistem pengobatan herbal ala Nabi.

Arab Saudi mengimpor produk sejenis dari seluruhduniapada 2022 sebesar USD 3,45 miliar;pada 2021 sebesar USD 3,35 miliar; dan pada 2020 sebesar USD 3,36 miliar.

“Nilai ini tumbuh tiga persen dalam tiga tahun terakhir. Artinya, pasar di Arab Saudi sangat besar dan Indonesia berpotensi untuk terus  meningkatkan  ekspor  produk  farmasi dan tidak terbatas  pada  produk  herbal  saja,”jelas Gunawan

Negara pemasok  obat-obatan  ke Arab  Saudi adalah  Jerman,  Amerika  Serikat, Prancis,  Irlandia, Denmark,  Swiss,  Swedia,  Inggris,  Italia,dan  Belgia.

Indonesia  merupakan  negara  pemasok obat herbal  nomor  84 nomorke Arab  Saudidi  bawah  Thailand,  Vietnam,  Malaysia, dan Brunei Darussalam.

Berdasarkan data statistik perdagangan,pada 2022,Indonesia mengekspor produkobat yang telah dicampur atau tidak dicampur untuk keperluan terapeutik atau profilaktik(medicamentsconsisting of  mixed  or  unmixed  products  for  therapeutic  or  prophylactic  uses) yaitu  sebesar USD  1,095  juta; pada2021 sebesar USD 796 ribu; dan pada 2020 sebesar USD 786 ribu.

Dubes  RI untuk  Arab  Saudi  Abdul  Aziz  Ahmad menambahkan, GBC  sangat  aktif melakukan pendaftaran  produk  ke  Saudi  Food  and  Drug  Authority  (SFDA).

Hal  ini  dikarenakan Arab  Saudi mewajibkan  produk  makanan  dan  obat-obatan  impor  teregistrasidi  SFDA.

Ketentuan  tersebuttermasukmencantumkan  tentang  merek,  jenis  produk,komposisi,  aktanutrisi, tanggal  produksi, tanggal kedaluarsa, dan berbahasa Arab

“Untuk itu, GBC memastikan produk-produk impor yang diedarkan di Arab Saudi sudah teregistrasi dan memenuhi ketentuan yang berlaku,”imbuh  Abdul  Aziz

Menurut Saud  Fahad  Al  Saud,  GBC sebagai perusahaan terkemuka menjaminkeamanan untuk berbisnis dengan calon mitra dari luar Arab Saudi. Pabrik dan produk GBC telah terdaftar di instansi pemerintah. Selain itu, GBC juga telah terdaftar sebagai pusat distribusi obat. (Siaran Pers Kemendag)

Editor : Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button