Kantor Bupati Pohuwatu Dibakar, Seluruh Fasilitas Kantor Lenyap
Insiden pembakaran Kantor Bupati Pohuwatu, di Provinsi Gorontalo, menjadi sasaran kemarahan ribuan penambang emas yang kecewa dengan perusahaan pertambangan emas tempat mereka bekerja dan aparat berwenang.
Aksi demonstrasi oleh massa penambang emas yang kecewa dengan perusahaan dan pihak berwenang di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo berakhir rusuh.
Pemerintah setempat menyampaikan aksi demonstrasi tersebut dilakukan oleh sekelompok orang yang menamakan diri mereka Aliansi Majelis Permusyawaratan Rakyat Pohuwato (MPRP) dan Aliansi Forum Persatuan Penambang Ahli Waris Pohuwato.
Menurut laporan VOA Indonesia, para aliansi tersebut awalnya menggelar untuk rasa di kantor perusahaan tambang PT. Puncak Emas Tani Sejahtera (PT PETS), mereka menuntut perusahaan itu menghentikan aktivitas karena telah merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.
Para demonstran kemudian mendatangani kantor DPRD Pohuwatu, berharap dapat menemui anggota dewan dan menyampaikan kekecewaan mereka.
Namun, harapan mereka sirna karena pimpinan DPRD tak berada di tempat. Massa pun bergerak ke kantor Bupati Pohuwato, berharap berjumpa Bupati. Tetapi, harapan mereka pun harus pupus karena Bupati tak berada di kantor.
Para demonstran pun kehilangan kesabaran, mereka merusak dan membakar kantor Bupati Pohuwatu.
Penjabat (Pj) Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya menyesalkan adanya aksi demonstrasi yang berakhir rusuh, sehingga menyebabkan terbakarnya kantor Bupati Pohuwato di Kecamatan Marisa.
“Saya tegaskan tadi itu buka demo, tapi kerusuhan yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Saya minta sekali lagi masyarakat Pohuwato untuk menjaga kotanya, apalagi fasilitas pemerintah yang dibakar itu adalah pusat pelayanan bagi masyarakat di Pohuwato,” kata Ismail Pakaya dalam keterangan persnya di Pohuwato, Kamis (21/9) malam.
Sementara itu, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Humas) Pemkab Pohuwato, Usman Bay menyampaikan sebagian besar dokumen – dokumen tak dapat diselamatkan, bahkan peralatan seperti laptop dan komputer serta seluruh perangkat elektronik pun dirusak dan terbakar.
Pasca-insiden tersebut pihaknya sudah menerima instruksi dari Bupati Pohuwato bahwa mulai hari ini seluruh pegawai yang berada di kantor bupati akan berkantor di kantor bersama.
“Sesuai instruksi pimpinan, untuk sementara kita berkantor di situ, sampai dengan adanya pembangunan kantor bupati yang baru,” kata Usman Bay.
Meski bekerja di kantor bersama, pihaknya tetap melaksanakan pelayanan kepada masyarakat semaksimal mungkin dengan memanfaatkan sisa peralatan yang ada.
“Terkait dengan alat-alat atau sarana penunjang, sementara waktu kita akan berupaya semaksimal mungkin melayani masyarakat dengan sisa-sisa peralatan yang kita miliki,” imbuhnya.
Editor : Abdul Hadi