Advetorial

Kebutuhan Energi Meningkat, Dinas ESDM Banten Pastikan Listrik Surplus

Sebagai penggerak ekonomi, kebutuhan energi di sektor industri diperkirakan terus meningkat dan mendominasi total kebutuhan energi final pada tahun 2050. Berdasarkan outlook energi Indonesia 2020, pada skenario business as usual (BAU), terutama energi listrik, diperkirakan selama tahun 2018-2050 total kebutuhan energi final meningkat rata-rata sebesar 3,9 % per tahun.

Sementara itu, kapasitas pembangkit listrik nasional tahun 2018 mencapai 64 GW, dengan pangsa terbesar PLTU batubara yang mencapai 45%, sedangkan pangsa pembangkit EBT baru sekitar 15%.

Sebagai daerah industri, pariwisata, dan aktivitas bisnis, kebutuhan energi di Provinsi Banten terus meningkat, salah satunya kebutuhan energi tenaga listrik. Berdasarkan data PLN, pemakaian daya listrik di Banten saat ini sebesar 3.416 MW dengan kapasitas kapasitas pembangkit yang ada di Banten sebesar 6.935 MW.

Bila melihat kapasitas pembangkit yang ada di Banten sebesar 6.935 MW, maka kebutuhan tersebut sudah terpenuhi. Bahkan kebutuhan energi listrik di Banten surplus dan bisa memasok kebutuhan listrik jaringan Jawa-Madura-Bali, sehingga Banten sangat layak di sebut sebagai lumbung energi nasional.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten Eko Palmadi mengatakan, Wilayah Provinsi Banten terdapat beberapa pembangkit listrik, dengan kondisi eksisting seperti PLTU Suralaya dengan kapasitas 4025 MW, PLTU Labuan dengan kapasitas 600 MW, PLTU Lontar kapasitas 945 MW, PLTU Cilegon degan kapasitas 740 MW, dan PLTU Banten kapasitas 625 MW.

Eko Palmadi, Kepala Dinas ESDM Banten

Rencana pembangunan pembangkit listrik tambahan di Banten sebesar 3.315 MW, maka kapasitas daya listrik akan menjadi 10.250 MW, sehingga berdasarkan proyeksi pertumbuhan beban sampai dengan tahun 2024 sebesar 5.101 MW.

“Artinya ketersediaan energi listrik sampai 5 tahun kedepan sangat siap untuk mendukung perekonomian dan iklim investasi di Provinsi Banten,” papar Eko.

Untuk menopang kegiatan industri di Banten, saat ini, telah terdapat jaringan pipa transmisi gas bumi yang membentang dari Cilegon ke Cirebon untuk mensuplay gas ke kawasan industri krakatau steel dan wilayah industri di Banten Utara.

Provinsi Banten dikenal sebagai daerah yang memiliki sumber kekayaan alam yang melimpah. Sehingga memungkinkan berbagai sumber energi yang ada di Banten bisa dijadikan sebagai sumber atau pembangkit tenaga listrik. Seperti potensi batu bara yang mencapai 26 juta ton dan berpusat di Banten bagian Selatan. Keberadaan sumber daya batubara ini berpotensi untuk pengembangan pembangunan pembangkit listrik skala kecil dengan bahan bakar utama batu bara.

Di tengah kebutuhan energi dunia yang terus meningkat, pemerintah terus mendorong peningkatan energi yang ramah lingkungan melalui potensi energi baru terbarukan. Salah satu potensi Banten di sektor energi baru dan terbarukan adalah pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau geothermal.

Di Provinsi Banten, potensi panas bumi yang tersedia sebesar 626 MW yang tersebar di beberapa wilayah di Provinsi Banten, seperti potensi geotermal di Kaldera Danau Banten yang meliputi kawasan Gunung Karang, Gunung Pulosari Pulosari, dan Rawa Dano dengan potensi 115 MW. Potensi lainnya berada di Gunung Endut di Kabupaten Lebak dengan potensi 88 MW. Dengan demkian, ini menjadi peluang bagi investor untuk mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Banten. [Adv-Diskominfo SP]

SELENGKAPNYA
Back to top button