Kenali Perkembangan Otak Anak Stunting, Ini Cara Menggatasinya
Dinas Kesehatan Provinsi Banten terus melakukan upaya untuk menekan angka anak stunting di Provinsi Banten di antaranya dengan melakukan berbagao sosialisasi kepada stakeholder kesehatan yang menyentuh langsung masyarakat.
Dalam sebuah sumber Unicef 1990, bahwa akar masalah dari stunting itu berhubungan dengan Pembangunan ekonomi, Politik dan Sosial Budaya yang berpengaruh terhadap kemiskinan, ketahanan pangan dan gizi serta pendidikan.
Selanjutnya daya beli akses pangan, Akses informasi dan akses pelayanan masyarakat. Jika semua ini tidak terpenuhi dengan baik, akan berdampak pada kosumsi makanan yang kurang bergizi dan pada akhirnya terjadilah Ibu dan anak yang kekurangan gizi dan berdampak pada stunting.
Penyebab terjadinya stunting:
1. Sanitasi tidak layak
Hubungan sanitasi tidak layak akan menjadi akar persoalan pada perkembangan 1.000 hari pertama kehidupan bayi dalam kandungan.
2. Kekurangan Gizi.
Jika sanitasi buruk atau tidak layak dan dihuni oleh Ibu hamil, maka bisa menyebabkan diare pada anak dan Ibu Hamil.
Kemudian sanitasi buruk berpengaruh besar terhadap kesehatan makanan yang bisa saja menimbulkan sistem pendernaan rusak dan gizi yang dikonsumsi tidak terserap dengan baik.
Saat asupan bayi selama dama kandungan atau 1000 hari awal kehidupan calon bayi kekurangan asupan gizi, maka saat lahir bayi tersebut sangat rentan terkena stunting alias gizi buruk.
Cara mengenali Anak Stunting:
Untuk mengenali anak terkena stunting, secara sederhana Dinas Kesehatan Provinsi Banten menganjurkan agar para orang tua memeriksakan anaknya sejak lahir, dan bandingkan dengan tumbuh kembang anaknya. Jika terjadi ketidaksesuaian maka besar kemungkinanan anak tersebut mengalami stunting.
Kondisi Otak yang Mengalami Stunting
Kepala Dinas Kesehatan Banten, Dr,dr Ati Pramudji Hastuti, MARS juga menjelaskan bahwa gejala yang mengalami stunting tumbuh kembang otak juga lambat, produktifitas rendah dan itu bisa bersifat permanen.
Pencegahan Awal Mengatasi Stunting:
1. Setiap rumah tangga harus tersedia air Bersih
2. Tersedinya kamar mandi dan Jamban sehat disetiap Rumah
3. Tersedia saluran pembuangan limbah dilingkungan tempat tinggal
4. Tersedia septic tank
5. Tidak padat penghuni
6. Ventilasi dan pencahayaan yang cukup ke dalam rumah
7. Bangunan rumah yang kokok.
Disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten ada kriteria-kriteria yang harus dimiliki keluarga untuk mencegah terjadinya Stuning, yaitu:
1. Setiap Orang harus memiliki Jamban Sehat di rumah masing-masing
2. Terdapat air sabun untuk membersihkan setelah BAB dan cuci tangan
3. Ada air mengalir atau dapat menggunakan gayung
Sementara kriteria untuk konsumsi makanan diantaranya harus memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Mengkonsumsi air minum yang telah diolah(direbus, di filter, air kemasan)
2. Mencuci bahan pangan dengan air bersih yang mengalir
3. Menyimpan peralatan makan dan masak di tempat tertutup dan bersih
Kriteria Lingkungan Tempat tinggal yang sehat:
1. Lingkungan rumah bersih dan tidak terlihat sampah berserakkan
2. Melakukan pemilhanan sampah
3. Tersedia tempat sampah yang kokoh dan tertutup
4. Tidak terdapat genangan limbah rumah tangga
5. Tersedia saluran limbah yang kedap dan tertutup
6. Tidak ada timbunan kaleng atau botol bekas terbuka yang dapat jadi perindukan nyamuk di areka lingkungan rumah.
Sebagai gambaran bahwa pravelansi Stunting Provinsi Banten di Kabupaten dan Kota Sepanjang Tahun 2021-2022 adalah sebagai berikut:
Pada Tahun 2021 di Kabupaten Pandeglang sebanyak 37,8 % Turun pada Tahun 2022 Jadi 29,4 %
2021 -Kabupaten Lebak: 27, 3 % Turun Jadi 26,2% Pada Tahun 2022
2021 Kabupaten Serang 27,2% turun jadi 26,4 % pada Tahun 2022
2021 Kota Tangerang 15,3% turun jadi 11,8 % Pada Tahun 2022
Kota Cilegon Pada Tahun 2021 terdapat 20,6% Turun jadi 19,1 %
Kota Serang 23,3% Naik jadi 23,8 % Tahun 2022
Kota Tangerang Selatan 19,9% turun jadi 9 % pada Tahun 2022
Dan Provinsi Banten 24,5% di Tahun 2021 turun jadi 20 % di Tahun 2022
Sehingga terjadi penurunan prevalensi stunting di 7 Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten turun sebanyak 4,5%. (Adv)