Lebak Ke Luar dari 10 Besar Terbanyak Penyebaran DBD
Kabupaten Lebak ke luar dari 10 besar kabupaten / kota dengan kasus terbanyak penyebaran DBD atau demam berdarah dengue, meski hingga akhir Mei tercatat 1.876 kasus DBD dan 6 orang meninggal dunia.
Keluarnya Lebak dari 10 besar penyebaran penyakit tersebut disebabkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Kami menilai PSN lebih efektif dan murah untuk memutus mata rantai penularan DBD,” kata Pelaksana Harian Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Budi Mulyanto di Rangkasbitung, Lebak, Jumat (21/6/2024).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak terus menggalakkan PSN bersama lintas sektor dengan melibatkan masyarakat, termasuk program 1 Jumantik (juru pemantau jentik nyamuk) di setiap rumah tangga yang disosialisasikan oleh Puskesmas.
Kegiatan PSN dengan 3M (mengubur, menguras, dan menutup barang-barang bekas) dilakukan secara optimal karena dapat membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti.
“Kami yakin kegiatan PSN dapat memutus mata rantai penyebaran DBD karena jentik nyamuk Aedes aegypti itu mati,” katanya menjelaskan.
Menurut dia, pemerintah daerah bekerja keras agar kasus DBD tidak meningkat hingga menjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) dengan menggalakkan PSN.
Karena itu, Kabupaten Lebak tahun 2024 bisa keluar dari 10 besar kabupaten/kota kasus terbanyak DBD. Bahkan, kata dokter Budi, Kabupaten Lebak juga pernah menyandang kelima besar kasus DBD terbanyak.
Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Lebak, kasus DBD sampai pertengahan Juni 2024 menembus angka 1.876 orang, dengan enam orang dilaporkan meninggal dunia.
Karena itu, masyarakat Kabupaten Lebak menghadapi musim kemarau berkepanjangan agar tetap mewaspadai penularan kasus DBD. Apabila, ada warga yang mendadak demam tinggi, sakit kepala, nyeri pada tulang dan otot.
Selain itu juga timbul bercak kemerahan, hidung berdarah, sakit di belakang mata, mual dan muntah, serta kelelahan maka sebaiknya mendatangi fasilitas kesehatan.
“Kami berharap bila warga demam lebih dari tiga hari maka cepat berobat karena khawatir teridentifikasi positif DBD,” katanya.
Sementara itu, masyarakat Rangkasbitung Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka setiap pekan menggalakkan PSN dengan melakukan kebersihan di lingkungan sekitar pemukiman.
Selain itu juga masyarakat membersihkan saluran drainase, pot bunga, kolam hingga barang-barang bekas.
“Kami sepanjang tahun 2024 hanya beberapa warga yang terserang DBD, mereka ada yang tertular dari wilayah lain,” kata Iman (45), Ketua Rukun Warga Kelurahan Rangkasbitung Timur Kabupaten Lebak. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)
Editor Iman NR