My Name is Loh Kiwan , Drakor Baru Soong Jong Ki
Aktor Korea Selatan, Song Joong Ki kembali comeback. Kali ini dia tidak lagi bermain drakor, melainkan film panjang yang bertajuk My Name is Loh Kiwan.
Aktor yang penuh sensasi ini, Disutradarai oleh Kim Hee-Jin, yang dikenal dengan ‘A Brand New Journey’ yang terkenal, drama keluarga ini mengeksplorasi perjalanan bertahan hidup seorang pria Korea di negeri asing.
Diadaptasi dari novel ‘I Met Loh Kiwan’ karya Cho Hae-jin, penerima Hadiah Sastra Shin Dong-yup 2013 di Korea Selatan, film Korea tahun 2024 menjanjikan narasi yang menarik.
Dalam film ini, kita akan mengikuti kisah mencekam Loh Kiwan, yang diperankan oleh Song Joong Ki, seorang pembelot Korea Utara yang menghadapi tantangan untuk bertahan hidup di negeri asing Belgia, bersama ibunya.
Berfokus untuk membangun rumah di wilayah asing ini, Loh Kiwan menavigasi kerumitan dalam mendapatkan status pengungsi dari pemerintah Belgia.
Di sampingnya dalam perjalanan yang sulit ini adalah rekannya Mari, yang diperankan oleh Choi Sung-eun, sesama mantan orang Korea, yang memberikan dukungan dan pendampingan selama proses tersebut.
Dalam perjalanannya, Loh Kiwan bertemu dengan sosok lain bernama Marie (Choi Sung Eun). Seperti Kiwan, wanita ini juga kehilangan sang ibu.
Marie yang merupakan penembak ini, kehilangan alasan untuk melanjutkan hidup.
Film My Name is Loh Kiwan dikonfirmasi siap tayang di platform streaming Netflix pada 1 Maret 2024, menandai debut penyutradaraan pendatang baru Kim Hee Jin. Awalnya dia bergabung sebagai penulis, lalu diberi kesempatan untuk mengadaptasinya.
“Aku memikirkan Song. Aku melihat Loh, seseorang yang memiliki jiwa tangguh. Sepanjang karirnya sebagai seorang aktor, Song telah memerankan beragam karakter, namun ada sisi dirinya yang menonjol secara unik dalam karya kami. Dia dapat membangkitkan simpati,” katanya.
Song Joong Ki mengungkapkan bahwa dirinya sempat menolak bermain film tersebut, namun akhirnya tertarik karena plot yang menyegarkan.
“Saat aku menerima naskahnya sekitar enam atau tujuh tahun lalu, aku menolaknya. Aku tidak bisa terhubung dengan ceritanya. Seiring berjalannya waktu, aku merasa terganggu dengan kenyataan bahwa produksinya belum terwujud karena ini memang sebuah karya luar biasa,” paparnya.
Editor : Abdul Hadi