Kesehatan

Pelajar Terpapar Covid-19, DPRD Dorong Optimalisasi Tracking

Ketua Komisi II DPRD Kota Tangerang Saeroji menuturkan, pihaknya mendorong langkah optimalisasi testing, dan tracking tehadap pelajar yang mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

Hal ini perlu dilakukan untuk memastikan soal adanya siswa yang diduga terpapar Covid-19.

“Belum ditemukan asalnya dimana, apakah memang di dalam proses PTM atau memang dari luar. Jadi perlu ada testing dan tracing,” katanya di Tangerang. Kamis (30/9/2021).

Kendati demikian, pihaknya meminta kepada semua pihak agar tidak terjadi kepanikan atau ketakutan. Selain itu transparansi hasil tes pun juga akan didorong untuk dapat diungkapkan.

“Kalau memang kemudian terjadi lonjakan berasal dari PTM, Gubernur (Banten-red) atau Walikota yang bisa mengantisipasi. Jangan sampai terjadi (lonjakan kasus-red),” ujarnya.

“Kita juga akan berkoordinasi atau hearing dengan dinas, mungkin akan by phone dulu soal proses PTM ini bagaimana, kita akan evaluasi, gitu kan, baik itu dari dinkes atau pun dindik,”imbuhnya.

Ia berpesan agar pencegahan penyebaran Covid-19 ini menjadi pekerjaan bersama, baik dari pihak sekolah maupun orang tua murid.

Kemudian, penerapan protokol kesehatan (Prokes) juga harus terus diperketat, baik saat berada di sekolah maupun di luar sekolah.

“Harus tetap waspada, Prokes harus dijalankan. Bukan hanya di sekolah tapi juga di masyarakat, peran tokoh masyarakat juga penting,”tandasnya.

Sementara diketahui, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dan Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang, menggelar tes swab di sejumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang telah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) sejak Senin (27/9/2021).

Terkait hasil tes swab, pihak Dindik Kota Tangerang menyebutkan bahwa ada 1-2 orang pelajar SMP yang terpapar Covid-19, namun tanpa gejala.

Kepala Bidang Pembinaan SMP Dindik Kota Tangerang Eni Nurhaeni menyampaikan, terkait siswa yang terpapar covid19 sedang menjalani isolasi mandiri (isoman).

Hal ini pun dinilai tidak menjadi persoalan yang berarti karena siswa kategori tidak bergejala.

“Ada sih beberapa, satu atau dua orang (murid SMP-red). Tapi mereka tidak bergejala, isoman saja,” jelasnya saat dihubungi via telepon. (Reporter : Eky Fajrin / Editor : Sofi Mahalali)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button