Petai dan Jengkol Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru Bagi Banten
Siapa sangka, makanan berbau khas seperti petai dan jengkol menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di Provinsi Banten, bersanding dengan UMKM dan produk garment.
“Petay dan jengkol sebenarnya bisa menjadi pertumbuhan ekonomi baru bersamaan dengan UMkM dan garmen,” kata KPw BI Banten, Erwin Soeriadimadja ditemui di kantornya, Kamis (12/12/2019).
Selain petai dan jengkol, Pemprov Banten bisa juga mengembangkan komoditas pertanian sebagai sumber perekonomian baru lainnya, yakni pertanian kopi dan cokelat. Jika serius, maka bisa memenuhi pangsa pasar daerah lain hingga bisan diekspor ke negara lain.
Jika hal ini bisa dilakukan, maka pertumbuhan ekonomi di Banten, bisa berkembang lebih baik lagi. Karena permintaan cokelat dan kopi akan selalu terus tumbuh dan banyak diminati oleh masyarakat umum.
Baca:
- Banten Kembangkan Komoditas Kopi, Jengkol dan Petai
- Sebanyak 719 Ton Komoditas Pertanian Banten Diekspor Ke Tiga Negara
- Kadis Pertanian: Bulog Tidak Beli Gabah dan Beras Petani di Banten
“Justru sumber pertumbuhan ekonomi baru itu komoditas cokelat, kopi, itu sebenarnya permintaannya cukup tinggi untuk diluar Banten dan permintaan eksport nya tinggi. Sebenarnya kopi dan cokelat yang bisa mengangkat lebih tinggi pertumbuhan ekonomi disini,” jelasnya.
Bahkan, petai dan jengkol menajdi penyumbang nilai inflasi di Banten. Sehingga Pemprov Banten tahun ini sedang berupaya mengembangkan budidaya petay dan jengkol di lahan warga.
Meski begitu, Erwin memprediksi produksi petay dan jengkol yang ada di wilayah Banten, hanya mampu mencukupi di daerahnya sendiri dan belum bisa memenuhi pangsa pasar daerah lain. Selain itu, konsumsi petay dan jengkol hanya dikalangan tertentu, terutama di penghoby nya saja.
“Jengkol pernah muncul sebagai pemicu inflasi, pada waktu itu 0,2 persen inflasinya. Barangkali perimntaan disini (Banten) tinggi, kemudian pemerintah mengembangkan jengkol. Mungkin itu produksinya relatif terbatas,” terangnya. (Yandhi Deslatama)