Silent Majority, Istilah yang Sedang Viral, Apa Maksudnya ?
Setelah hasil perhitungan cepat (quick count) Pemilu 2024 diumumkan, muncul istilah silent majority yang viral di media sosial. Sebagai informasi, quick count merupakan hasil sementara, sedangkan yang resminya akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Silent Majority atau mayoritas yang diam merupakan sejumlah besar orang yang tak menyatakan pendapat dan opininya secara terbuka tentang sesuatu secara publik, seperti dijelaskan dalam laman resmi Cambridge Dictionary.
Menurut Merriam – Webster, istilah tersebut adalah bagian terbesar dari populasi manusia di suatu negara yang terdiri dari oranng – orang yang tak terlibat aktif dalam politik dan tak mengungkapkan pendapat politiknya di depan publik.
Mereka ini berasal dari beragam individu yang memiliki latar belakang, keyakinan, dan kepentingan yang berbeda – beda.
istilah yang viral tersebut juga terdiri dari pemilih biasa yang menjalani kehidupan sehari – hari tanpa terlalu pengaruh oleh berita politik atau perdebatan publik.
Sedangkan istilah tersebut, pertama kali digunakan secara politis oleh Warren Harding dalam kampanyenya pada tahun 1919 silam.
Tahun 1960-an, istilah itu pun kembali mencuat dari Nixon sebagai cara untuk membakar semangat para pemilih yang mungkin belum memilih karena merasa tidak puas terhadap pemilu.
Para istilah itu pun ditandai dengan tidak berpartisipasi dalam demonstrasi melawan perang Vietnam, tidak ikut dalam budaya tandingannya, dan tak terlibat dalam pembahasan wancana publik.
Dalam pemilu, kelompok silent majority dapat disampaikan memiliki keuatan untuk menjadi penentu dalam menentukan hasil suatu pemilihan karena jumlahnya yang besar.
Kandidat yang mampu menarik dukungan dari silent majority berperluang memenangkan pemilihan karena mereka mewakili suara mayoritas yang diam.
Selain itu, Ketua TKD Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka Jawa Barat, Ridwan Kamil pun turut menyoroti silent majority yang sudah berbicara.
Hal tersebut disampaikan Ridwan Kamil dalam reels di Instagram resminya, Rabu (14/2/2024) kemarin. Reels ini membahas tentang silent majority dan hasil quick count.
Dalam tulisannya, Ridwan menyampaikan mereka yang menyimak namun jarang komen, mereka yang jarang ribut – ribut di medsos tiap akun ini posting. Kemudian, kata dia, ramai di medsos oleh noisy minority bukan ukuran realita yang sama di lapangan.
Tak heran banyak yang membalas postingan Ridwan Kamil tersebut.
“Bukan silent majority, banyak di plosok yang gak tau visi misi paslon dan terkontaminasi dengan kata – kata orang yang mempengaruhi, ditambah lagi banyak gen z yang hanya fomo memillih,” singgungnya.
Editor : Abdul Hadi