Tenaga Medis Positif Covid-19, Pelayanan RSUD Cilegon tetap Berjalan
Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon memastikan pelayanan kesehatan di RSUD Cilegon tetap berjalan. Meski satu pegawainya dinyatakan positif terpapar Covid 19,
Selanjutnya, ratusan pegawai RSUD Cilrgon yang sempat melakukan kontak langsung (kontak fisik) dengan pegawi yang positif itu, dilakukan rapid test (RT) secara bertahap sesuai dengan waktu kontaknya.
Manajemen RSUD Cilegon membuat kebijakan tertentu agar tetap bisa memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“Ada beberapa yang sudah di rapid, kemudian ada yang belum. Tapi kebanyakan nanti kita menunggu, kontaknya tanggal berapa nanti di tes tanggal berapa. Itu sudah kita atur waktunya, sesuai dengan kontaknya,”ujar Walikota Cilegon, Edi Ariadi, Walikota Cilegon usai rapat terbatas di Kantor Walikota Cilegon, Minggu (10/5/2020).
Kebijakan RSUD
Edi memastikan pelayanan rumah sakit tetap berjalan. Meski RSUD Cilegon ada kebijakan batas waktu dan jumlah pegawainya saat runah sakit beroperasi.
Lanjut Edit, sebanyak 187 pegawai RSUD Cilegon akan dilakukan rapid test. Jika negatif Covid-19, mereka akan tetap bekerja dengan kebijakan tertentu dari rumah sakit.
“Pelayanan tetap ada untuk hal-hal yang penting, di antaranya pelayanan IGD, Poli, dan emergency itu tetap. Yang penting tidak mengurangi, dan tidak menutup pelayanan,” tegas Edi.
“Bu Nana (dr. Arriadna) udah ngatur shift-nya, (rapid test) udah mulai sekarang. Tapi nanti ada kedua,” lanjutnya.
Edi juga mengajak semua masyarakat Kota Cilegon untuk menghilangkan stigma negatif terhadap orang terpapar Covid-19, ataupun tenaga medis yang bekerja di rumah sakit.
“Terpenting sekarang ini, kita semua bersama masyarakat harus saling menerima dan menguatkan, agar wabah tersebut segera selasai,”omnibus.
Sementara itu, Plt. Direktur RSUD Cilegon dr. Arriadna mengungkapkan, 187 pegawai RSUD Cilegon, sebelumnya sudah ada yang melakuan rapid tes dan negatif Covid-19. Yang tentunya hal itu bukan masalah besar untuk pelayanan tetap berjalan.
” Ke 187 pegawai RSUD Cilegon sudah ada yang di rapid, jadi harusnya tidak jadi khawatir, dan kalau negatif sebenarnya masih bisa kerja dengan catatan, maskernya seperti apa, jadi enggak akan tutup bener enggak akan berhenti sama sekali,” ungkapnya.
Disinggung soal Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis, Arriadna menyatakan, saat ini kondisi tersebut cukup bagi tenaga medis. Namun RSUD Cilegon masih membutuhkan masker jenis N95 untuk digunakan para tenaga kesehatan di beberapa tempat pelayanan.
Ia juga mengatakan, pegawai RSUD Cilegon yang positif terpapar Covid-19 tidak pernah melakuan kontak dengan pasien. Pegawai tersebut merupakan perawat pengawas yang bertugas mengawasi perawatan. Arriadna berharap seluruh pegawai RSUD Cilegon negatif Covid-19.
“Enggak, dia bukan orang yang kontak dengan pasien. Dia adalah perawat pengawas yang tugasnya adalah mengawasi keperawatan, tetapi dia tidak pernah kontak dengan pasien. Mudah-mudahan hasil rapid tes semuanya negatif jadi enggak apa-apalah,” pungkasnya. (yusvin)