Internasional

Terbuka Topeng Dewan Keamanan PBB, Tolak Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Pertempuran Israel lawan Hamas Palestina membuka topeng Dewan Keamanan PBB (Persatuan Bangsa Bangsa) atau United Nation (UN) setelah digagalkannya resolusi Rusia yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan Gaza.

Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara itu menolak resolusi Rusia yang disebabkan Rusia tidak menyebutkan secara spesifik Hamas dalam serangan tersebut. Pemungutan suara itu berlangsung Senin (16/10/2023).

Sudah bisa diduga, Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Jepang memberikan suara menentang resolusi Rusia tersebut.

Ketiga negara itu, kecuali Jepang, dalam sejarah yang panjang Perang Dunia I dan II yang menempatkan orang-orang Yahudi di tanah Palestina setelah menaklukan Kerajaan Utsmaniyah pada Perang Dunia I.

Sedangkan suara mendukung atas resolusi tersebut adalah Rusia sebagai pengusul, China, Uni Emirat Arab (UEA), Gabon dan Mozambik.

Suara abstain atau tidak bersuara adalah Brazil, Malta, Albania, Swiss, Ekuador dan Ghana.

Dengan komposisi suara tersebut, maka resolusi Gencatan Senjata Kemanusiaan Gaza yang diusulkan Rusia tidak bisa diadopsi Dewan Kemanan PBB karena tidak mencapai suara dua pertiga.

Isi Resolusi Rusia

Resolusi Rusia, yang dilihat oleh Arab News, mengungkapkan keprihatinan besar atas meningkatnya kekerasan dan memburuknya situasi, khususnya yang mengakibatkan banyak korban sipil, yang menggarisbawahi perlunya perlindungan bagi kedua kelompok masyarakat.

Resolusi itu menyerukan menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang segera, tahan lama, dan dihormati sepenuhnya.

Rancangan tersebut juga mengutuk semua kekerasan dan permusuhan yang ditujukan terhadap warga sipil dan semua tindakan terorisme dan menyerukan pembebasan semua sandera.

Rusia juga menyerukan penyediaan dan distribusi bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, termasuk makanan, bahan bakar dan perawatan medis serta menciptakan kondisi untuk evakuasi yang aman bagi warga sipil yang membutuhkan.

Perwakilan tetap Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, setelah pemungutan suara mengklaim bahwa dewan tersebut sekali lagi tersandera niat egois negara-negara blok Barat.

Katanya, dunia menunggu Dewan Keamanan mengambil langkah untuk mengakhiri pertumpahan darah. Namun delegasi negara Barat pada dasarnya mengabaikan ekspektasi tersebut.

“Kami percaya bahwa pemungutan suara di Dewan Keamanan hari ini sangat-sangat demonstratif,” ucapnya.

Pemungutan suara itu jelas menunjukkan siapa yang mendukung gencatan senjata untuk menghentikan pemboman tanpa pandang bulu dan penyediaan bantuan kemanusiaan dan siapa yang masih mendukung pemblokiran,

“Dewan Keamanan hanya untuk kepentingan egois dan kepentingan politik,” tuding Perwakilan Tetap Rusia untuk Dewan Keamanan PBB.

Hamas Tak Disebut

Linda Thomas Greenfield, perwakilan tetap AS untuk PBB berdalih soal menolak resolusi tersebut. Bahwa Resolusi Rusia itu tidak menyebutkan nama Hamas yang berarti Rusia tidak menghormati korban serangan 7 Oktober ke Israel.

“Dengan gagal mengecam Hamas, Rusia menutupi kelompok teroris yang melakukan tindakan brutal terhadap warga sipil tak berdosa. Ini keterlaluan, munafik, dan tidak bisa dipertahankan,” kata Thomas Greenfield.

Dia menyalahkan Hamas sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas krisis kemanusiaan di Gaza.

“Kami tidak bisa membiarkan Dewan ini secara tidak adil menyalahkan Israel dan memaafkan Hamas atas kekejamannya selama beberapa dekade,” katanya.

Utusan AS mengatakan bahwa Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Gedung Putih terlibat dalam “diskusi intensif” dengan pemerintah Israel dan negara-negara di kawasan untuk menjamin pembebasan sandera “segera dan tanpa syarat” serta memfasilitasi akses dan bantuan kemanusiaan.

Pembunuhan Warga Sipil

Lana Nusseibeh, utusan UEA, yang mendukung resolusi Rusia, menegaskan kembali kecaman negaranya atas pembunuhan warga sipil Israel yang tidak bersalah dan penyanderaan anak-anak.

“Kami bisa mengatakan bahwa Hamas tidak mewakili rakyat Gaza yang “sangat menderita saat ini,” kata Lana Nusseibeh.

“Dan itulah mengapa persatuan Dewan sangat dibutuhkan dalam permasalahan ini,” kata Nusseibeh yang menekankan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.

Dia mengatakan, dewan ini harus dapat mencapai kesatuan dalam hukum humaniter internasional harus ditegakkan, serangan tanpa pandang bulu harus ditolak dan tidak dapat dibenarkan, dan siklus kekerasan secara keseluruhan harus diakhiri.

“Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sembilan hari terakhir telah memperjelas bahwa tanpa adanya cakrawala politik yang pasti, momok pertumpahan darah akan terus menghantui baik warga Israel maupun Palestina,” katanya.

Warga Palestina dan Israel tidak hanya berhak atas kehidupan yang minimal, namun juga untuk berkembang, berdampingan dalam negara mereka sendiri yang merdeka, makmur dan aman.

Perwakilan Tiongkok di PBB Jhang Zun, yang juga mendukung resolusi Rusia, menyesal atas anggota dewan gagal memberikan suara pada rancangan yang mendapat dukungan dari Kelompok Arab. “Masalah kemanusiaan tidak boleh dipolitisasi,” katanya. (Rosyadi)

Editor Iman NR

*) Berita ini disadur dari Arab News berjudul UN Security Council votes down Russia resolution calling for humanitarian ceasefire in Gaza

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button