Tercatat 25 Kasus Diabetes Melitus Anak di Provinsi Banten
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten mencatat 25 kasus diabetes melitus anak atau DM Anak, di antaranya 225.000 warga per Oktober 2024.
“Total suspect -indikasi- penderita diabetes di tahun 2024 ini ada sebanyak 225.026 kasus. Sebanyak 25 di antaranya adalah kasus DM pada anak di bawah 15 tahun,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti di Serang, Rabu (30/10/2024).
Ati menjelaskan, untuk kasus anak-anak penderita DM, Dinas Kesehatan Banten baru mulai mencatatnya. Pada tahun lalu, hal itu belum dilakukan. Sementara jumlah penderita DM di Banten pada tahun 2024 naik, jika dibandingkan di tahun 2023 sebanyak 176.538 kasus.
Ati juga mengatakan, penderita diabetes melitus di Banten sebagian besar adalah generasi Z, karena menerapkan pola hidup yang tidak sehat.
“Selain akibat mengonsumsi gula berlebih dan kurang beraktifitas atau olahraga, untuk kasus anak biasanya karena ada turunan dari riwayat orang tuanya, sehingga menurun ke anaknya,” katanya.
Karena itu Ati mengimbau agar generasi muda di daerahnya dapat menerapkan pola hidup sehat dengan rutin mengonsumsi makanan bergizi dan mengurangi konsumsi gula berlebih.
“Tentunya ya jaga kesehatan dengan gaya hidup sehat. Mengurangi konsumsi gula, rajin olahraga, karena biasanya banyak anak muda itu sudah tidak rajin olahraga, makannya berlebih. Sehingga menimbulkan obesitas, dan dari obesitas itu jadi faktor pemicu diabetes,” ujarnya.
Pemprov Banten, kata Ati, memiliki salah satu standar pelayanan minimal (SPM) dari kabupaten/kota untuk bisa mendata semua penderita diabetes. Sehingga para penderita itu nantinya dapat diberikan pelayanan intensif.
Ati menuturkan, upaya yang dilakukan oleh Pemprov Banten saat ini adalah rutin melakukan pemeriksaan kesehatan kepada anak remaja usia di atas 15 tahun yang dilakukan ke sekolah menengah di Banten.
Selain itu, bila ditemukan kasus dan terindikasi menderita penyakit tertentu, maka diarahkan untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit milik Pemprov Banten.
“Upayanya kita rutin lakukan skrining pemeriksaan kepada mereka yang usianya berada atau di atas 15 tahun. Kita lakukan berbagai macam tes kesehatan untuk mendeteksi adanya penyakit yang diderita, termasuk di dalamnya penyakit tidak menular seperti diabetes itu,” ujarnya.
Selain itu, Pemprov Banten melakukan pencegahan dengan melakukan skrining kepada para calon pengantin, agar dapat mengurangi adanya penyakit genetik yang diturunkan dari orang tua. (Devi Nindy Sari Ramadhan – LKBN Antara)
Editor Iman NR