Lingkungan

Tim SAR Hentikan Cari 7 Nelayan Korban Tenggelamnya KM Puspita Jaya

Tim SAR gabungan telah menghentikan sementara pencarian terhadap 7 nelayan korban tenggelamnya Kapal Motor (KM) Puspita Jaya di perairan Selat Sunda, sekitar Pulau Rakata. Penghentian pencarian itu mulai Kamis sore (25/6/2020).

Pasalnya, hingga hari ke tujuh Tim SAR Gabungan tidak juga menemukan tanda-tanda keberadaan ketujuh nelayan. Korban tenggelamnya KM Puspita Jaya itu tercatat sebagai warga Labuan, Kabupaten Pandeglang.

Tim SAR Gabungan terdiri dari Tim Rescue KP&P Banten, KP&P Lampung, KP&P Jakarta,, TNI & Lanal Banten, Pos AL Kota Agung, Pos AL Blimbing, Pos AL Teluk Kiluan, DVI Polda Banten, Kodim 0623 Cilegon, Polairud Kota Agung dan Krui, Polairud Polda Banten, ASDP Merak, KSOP Kelas I Merak, SROP Panjang, Dinas Kelautan Bayah, PMI Cilegon, BPBD Kabupaten Serang, Pengurus Tambling WNS, Mapala Krakatau Untirta, HNSI Labuan & Kota Agung, Aparatur Teluk Kiluan dan Labuan, serta Masyarakat.

Menurut Kepala Basarnas (Kakansar) Banten M Zainal Arifin, penghentian pencarian diputuskan pada hasil musyawarah tim SAR gabungan, para tokoh setempat dengan keluarga korban. Keluarga menyepakati bahwa korban tenggelamnya KM Puspita Jaya dinyatakan hilang.

Baca:

Hari Ketujuh

“Pada hari ketujuh, tepatnya sore hari ini, Kamis 25 Juni 2020, pencarian ketujuh nelayan dihentikan sementara,” ujar Zainal Arifin Hadi.

Menurut Zainal, walaupun pencarian dinyatakan selesai dan diusulkan untuk ditutup, tetap dilakukan pemantauan. “Sehingga jika terlihat tanda-tanda korban maka operasi SAR akan dibuka kembali,” ujarnya.

Zainal mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim yang telah bahu membahu melakukan pencarian. “Terima kasih kepada seluruh tim dan masyarakat yang telah bersama-sama melakukan pencarian. Semoga kegiatan kita menjadi amal ibadah yang baik,”terangnya.

Zainal menambahkan, dalam pelaksanaan pencarian pada H 7 terhadap ketujuh orang nelayan itu, Tim SAR Gabungan menerjunkan KN SAR WISNU, RIB 02 Banten, RIB 02 Lampung, Kapal Polairud 1019, Kapal Nelayan KM Deni Jaya dan KM Bangkit Labuan, serta dilengkapi dengan peralatan media, juga APD Covid-19.

Titik Koordinat

Menurut Zainal, dugaan tenggelam korban berada di Perairan Selat Sunda. Titik koordinatnya adalah 06° 0′ 24,35″S – 105° 0′ 02,02″E.

Sementara dalam pencarian Tim SAR gabungan membagi 5 SRU terdiri dari Area 1, SRU 1 dengan menggunakan KN SAR Wisnu melaksanakan penyisiran di Sisi Utara Pulau Panaitan dengan Search Area sejauh 282 Nm dengan Line Spacing ± 4 Nm dalam Luas Area 452 Nm.

Kemudian SRU 2 dengan menggunakan RIB 02 Banten, melakukan penyisiran dari Posko SAR Gabungan di Teluk Labuan menuju Perairan Sumur dengan Search Area sejauh 115 Nm

Lalu SRU 3, dengan menggunakan RIB 02 Lampung, melakukan penyisiran di sisi selatan Lampung hingga ke Kalianda dengan sejauh 81 Nm dalam Luas Area 102 Nm2 dalam jalur pencarian Entry dari Dermaga Kota Agung 5°50’4.13″S – 105° 9’54.56″E 5°35’5.97″S – 105°17’52.76″E 5°55’8.86″S – 105°42’35.15″E, dan exit di Kalianda

SRU 4 dengan menggunakan Rubber Boat dan Motor Tempel dari Basarnas Lampung, melakukan pencarian di wilayah Kota Jawa, Bengkunat pada bagian pesisir di koordinat 5°37’44.43″S – 104°17’38.70″E Sampai dengan Koordinat 5°43’04.45″S – 104°25’9.52″E

SRU 5 dengan unsur dari Polair, melakukan penyisiran serta koordinasi dengan nelayan di sekitar wilayah Anyer hingga Pulau Sangiang dengan menggunakan Kapal Patroli Polair.

Jaji (19), adik kandung dari Jamal yang merupakan salah satu dari tujuh orang nelayan yang belum ditemukan, mengatakan ia dan keluarga masih sangat berharap agar upaya pencarian tidak dihentikan.

“Jamal itu kakak saya. Jamal merupakan anak kedua dari enam bersaudara. Jamal sudah berumah tangga. Anaknya baru satu, umur anaknya belum satu tahun. Menurut orangtua yang kami tanyakan, kakak saya masih hidup, dan ada disatu pulau,” ujar Jaji. (yusvin)

Yusvin Karuyan

Back to top button