Lingkungan

Jika Tidak Ada Bendungan Sindangheula, 11 Juta M3 Air Banjiri Kota Serang

Kepala Balai Wilayah Sungai Ciujung, Cidanau dan Ciujung (BWSC3) Banten, I Ketut Jayada mengatakan, jika tidak ada Bendungan Sindangheula, maka 11 juta m3 air seharusnya membanjiri Kota Serang pada Selasa (1/3/2022).

Air sebanyak itu dihasilkan dari curah hujan yang tinggi mencapai 242 milimeter pada Selasa. Curah hujan sebesar itu menghasilkan debit air sebesar 150 m3 per detik.

Jumlah air yang diterima Bendungan Sindangheula sebesar 11 juta m3. Padahal kapasitas bendungan ini hanya 9 juta m3.

Selama seminggu sebelumnya, kawasan hulu Sungai Cibanten selalu hujan. Atas peristiwa hujan itu, hanya 2 juta m3 air yang mampu ditahan Bendungan Sindangheula. Sisanya menjadi limpasan ke luar (outflow).

“Kalau tidak ada Bendung Sindangheula, 11 juta meter kubik air akan membanjiri Kota Serang pada hari Selasa itu,” kata I Ketut Jayada, Kapal BBS3 Banten dalam rilis Biro Adpim Banten yang diterima MediaBanten.Com, Kamis (3/3/2022).

Ditegaskan, Bendung Sindangheula saat ini dalam kondisi baik alias tidak jebol.

BBWSC3 juga akan membangun sistem peringatan dini terkait debit Bendung Sindangheula dan sungai lainnya untuk digunakan para pemangku kepentingan terkait penanganan bencana.

Namun Kepala BBWSC3 Banten, I Ketut Jayada tidak menjelaskan soal sistem penyaluran air yang memadati Bendungan Sindangheula, apakah dibuka sekaligus dan dialirnkan ke Sungai Cibanten atau dibuka bertahap.

Sebelumnya Direktur Eksekutif Rekonvasi Bhumi, Nana Prayatna (NP) Rahadian meminta pengelola Bendungan Sindangheula di Kecamtan Pabuaran, Kabupaten Serang untuk transparan terhadap kondisi debit air Sungai Cibanten saat terjadinya banjir yang mengepung Kota Serang, mengakibatkan 5 orang meninggal dan 3.500 orang mengungsi (Baca: Bendungan Sindangheula Diminta Transparan Soal Banjir Kota Serang).

“Ironi kan. Satu tahun diresmikan Pak Presiden RI, mendadak Kota Serang terjadi banjir besar yang tak pernah dialami. Tidak salah juga kalau ada pihak yang menyalahkan Bendungan Sindangheula sebagai penyebab banjir tersebut karena berada di Sungai Cibanten,” katanya.

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus pemberdayaan lingkungan ini bersepakat kalau Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Cibanten dari hulu dan hilir mengalami kerusakan dan terjadi perubahan landscape yang mempengaruhi tata air daerah tersebut.

Curah hujan juga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan banjir yang mengepung Kota Serang.

“Tetapi tidak salah jika ada pihak yang mempertanyakan, bukankah Bendung Sindangheula salah satu fungsinya adalah mengendalikan banjir. Faktanya, Kota Serang belum pernah terjadi banjir yang dialami seperti Selasa (1/3/2022). Jadi mana fungsi pengendali banjir dari Bendung Sindangheula?,” ujar NP Rahadian.

Saat peresmian Bendung Sindangheula oleh Presiden RI, Joko Widodo disebutkan, bendung ini di antaranya berfungsi mengendalikan banjir sebesar 50 meterkubik per detik. (Editor: Iman NR)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button