Seni Budaya

Tokoh Adat Baduy Bahas Menerima atau Menolak Program MBG

Tokoh adat Baduy tengah membahas apakah Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa diterima oleh mereka atau tidak dan apakah bertentangan dengan adat yang telah dipegang teguh beratus tahun lalu di Suku Baduy yang berada di peadalaman Kabupaten Lebak.

“Program MBG itu harus dimusyawarahkan dengan tokoh adat,” kata Sekretaris Desa Kanekes, Kabupaten Lebak Medi saat dihubungi di Rangkasbitung di Lebak, Senin (10/11/2025).

Pemerintah berencana program MBG akan melayani masyarakat Baduy untuk pemenuhan gizi dan peningkatan kedaulatan pangan.

Namun, masyarakat Baduy belum memastikan program tersebut, karena harus ada kesepakatan tokoh adat. Masyarakat Baduy tentu akan menerima program MBG sepanjang itu tidak bertentangan dengan lembaga adat.

Sebab, masyarakat Baduy hingga kini masih kuat memegang aturan adat istiadat setempat. Artinya, kata dia, masyarakat Baduy akan menerima program tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan adat.

“Saya kira keputusan program MBG itu diterima atau ditolak tergantung hasil kesepakatan tokoh adat,” katanya.

Ia mengatakan masyarakat Baduy juga menerima program bantuan pangan berupa beras yang digulirkan pemerintah setelah mendapatkan kesepakatan para tokoh adat.

Sebaliknya, juga ada program yang ditolak tokoh adat, seperti program dana desa. Oleh karena itu, pemerintah berencana menggulirkan program MBG untuk masyarakat Baduy tentu harus melibatkan kesepakatan tokoh adat.

“Kita sebagai aparatur desa tentu siap saja untuk melayani masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) Kabupaten Lebak Asep Royani mengusulkan masyarakat Suku Baduy mendapatkan program MBG untuk wilayah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T).

Program MBG sangat penting untuk mendukung ketahanan pangan dan pemenuhan gizi di wilayah masyarakat Baduy.

Karena itu, pihaknya kini masih mengkaji untuk teknis dan mekanisme pendistribusian di wilayah pemukiman masyarakat Baduy.

“Kami sedang mengkaji usulan program MBG wilayah 3T untuk masyarakat Suku Baduy,” kata Asep.

Ketua Koordinator Sahabat Relawan Indonesia (SRI) Muhammad Arief Kirdiat menyambut positif program MBG dapat melayani masyarakat Baduy untuk pemenuhan gizi, sehingga berdampak peningkatan derajat kesehatan.

Selama ini, kasus kekurangan gizi di pemukiman Baduy banyak menyebabkan berbagai penyakit, termasuk Tuberkulosis (TBC) dan stunting. “Kami memperkirakan sekitar 4.000 anak Baduy yang perlu mendapatkan MBG,” katanya. (Pewarta : Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Iman NR

Back to top button