Dua kali gempa terjadi di daerah Sumur, Kabupaten Pandeglang, Jumat (14/1/2022). Demikian catatan Badan Meteorlogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Gempa pertama terjadi pada pukul 16. 04 WIB berkekuatan 6,7 magnito dari kedalaman 10 Km. Sedangkan pusat gempa sejauh 52 Km dari daerah Sumur.
Gempa kedua terjadi pada pukul 16.49 WIB berkekuatan 5,7 magnito dari kedalam 10 Km dan jarak pusat gempa 54 Km dari daerah Sumur. A
Gempa pertama yang berkekuatan 6,7 magnito dirasakan di Cikeusik, Panimbang, Labuan, Sumur, Tangerang Selatan, Lembang, Kota Bogor, Pelabuhan Ratu, Kalianda, Bandarlampung, Anyer, Jakarta, Kota Tangerang, Ciracas, Bekasi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bogor dan Kotabumi.
Sedangkan gempa kedua berkekuatan 5,7 magnito dirasakan di Tangerang Selatan, Pelabuhan Ratu, Bandarlampung dan Kota Tangerang.
BMKG menyebutkan, kedua gempa bumi itu tidak berpotensi tsunami.
Usai gempa, sejumlah foto rumah warga di Sumur dan Munjul, Kabupaten Pandeglang beredar dan disebutkan sebagai akibat dari dua gempa yang beruntun. Kerusakan terlihat di bagian atap dan teras rumah.
Ketika gempa bumi terjadi, sebagian besarwarga berhamburan keluar rumah mengingat mencari tempat berlindung.
Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran Kabupaten Pandeglang (BPBDPK), Girgi Jantoro membenarkan hal tersebut terkait adanya kerusakan bangunan di 15 Kecamatan terdampak gempa bumi tersebut.
Dikatakan, sejumlah bangunan yang mengalami kerusakan itu tersebar di Kecamatan Cimanggu, Cikeusik, Cibaliung, Panimbang, Carita, Sukaresmi.
“Kemudian, Kecamtan Pagelaran, Sumur, Cigeulis, Mandalawangi, Patia, Angsana, Munjul, Sindangresmi dan Jiput,” katanya saat dikonfirmasi.
Di Kota Serang, gempa itu dirasakan sebagian orang yang sedang berkantor di Jalan Mayabon. Beberapa benda terlihat bergerak, sehingga penghuni kantor berlari ke luar gedung untuk menghindari hal yang lebih parah.
Sedangkan di Perumahan Serang Hijau juga merasakan gempa tersebut, namunt tidak terlalu besar. Warga perumahan terlihat tidak panik. (Reporter: M Hafidz / Editor: Iman NR)
Menjadi wartawan sejak tahun 1984 pada Harian Umum (HU) Kompas, kemudian mengundurkan diri pada Agustus 1999 dan menjadi wartawan harian sore Sinar Harapan pada tahun 2001 hingga tahun 2015, saat koran sore ini bangkrut.
