PM Belanda Mark Rutte Minta Maaf Soal Perbudakan di Masa Lalu
Perdana Menteri (PM) Belanda, Mark Rutte menyampaikan permintaan maaf atas perbudakan masa lalu yang dilakukan negerinya terhadap wilayah jajahannya.
Dikutip dari AFP, Kamis (22/12/2022), kata PM Belanda, hal itu merupakan pengakuan dari pemerintah Belanda yang lebih luas atas masa lalu kolonial negara tersebut.
Hal itu juga dari tanggapan resmi atas laporan yang bertajuk “Rantai Masa Lalu” oleh Grup Dialog Sejarah Perbudakan, yang diterbitkan Juli 2021 lalu.
“Selama berabad – abad di bawah otoritas negara Belanda, martabat manusia dilanggar dengan cara yang paling mengerikan,” kata Rutte, saat berpidato di Arsip Nasinoal negara itu di Den Haag.
Dikatakan Rutte, pemerintah Belanda berturut – turut usai tahun 1863 gagal untuk melihat dan mengakui secara memadai bahwa perbudakan di masa lalu terus miliki efek negatif.
Selain itu, Rutte juga berbicara singkat dalam bahasa Inggris pada hari tersebut dengan mengatakan
“Hari ini, saya minta maaf, selama berabad – abad negara Belanda dan perwakilannya memfasilitasi, merangsang, memelihara, dan mengambil keuntungan dari perbudakan,” katanya.
“Selama berabad – abad, atas nama Negara Belanda, manusia dijadikan komoditas, dieksploitasi, dan dilecehkan,” tambahnya.
Dia juga mengatakan bahwa perbudakan harus dikutuk sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
Oleh karena itu, Rutte mengakui bahwa dia telah mengalami perubahan pemikiran pribadi dan mengatakan bahwa dia salah mengira peran Belanda dalam perbudakan adalah sesuatu dari masa lalu. (Reuters).
(Editor: Abdul Hadi)