Opini

Yuk, Kenalan Sama Generasi Milenial

Generasi milenial kerap menjadi topik hangat dibicarakan di kalangan masyarakat, maupun di media sosial. Tidak hanya dari segi pendidikan dan teknologi, tetapi juga perilaku milenial yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

Generasi milenial atau kerap disebut generasi Y merupakan sekelompok orang yang lahir setelah generasi X. Mereka lahir pada kisaran 1980 hingga 2000-an.

Lembaga Alvara Research Center telah melakukan riset yang mengatakan generasi Y menyimpan potensi besar untuk bisnis.

Pada tahun 2020, generasi Y akan mendominasi populasi di Indonesia dengan porsi sekitar 34 persen, diikuti 20 persen gen X, dan 13 persen generasi baby boomers [kelahiran 1946 hingga 1964].

Generasi Y di Indonesia sering berperilaku kecanduan internet. Dalam sehari rata – rata generasi milenial bisa menggunakan dengan durasi lebih dari tujuh jam dengan rentang umur tertentu.

Kemudian, loyalitas gen Y juga tergolong rendah. Saat ada produk yang lebih bagus, generasi ini dengan mudah akan berpaling.

Selanjutnya, mereka juga lebih memilih melakukan transaksi non – tunai dengan 59 persen. Pilihan ini yang membuat mereka memiliki dompet ‘tipis’, tetapi bukan mereka tidak memiliki uang.

Perilaku yang dimiliki mereka bisa bekerja dengan lebih cepat dan cerdas karena didukung oleh keberadaan teknologi.

Perkembangan teknologi pun mendorong milenial memiliki kemampuan multi-tasking. Perilaku ini membuat mereka terbiasa melakukan dua hingga tiga pekerjaan sekaligus dalam sehari.

Istilah milenial berasal dari dua pakar sejarah dan penulis Amerika, Wiliam Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.

Dilansir dari Kominfo, Selasa (20/06), laporan Ericsson lahir berdasarkan wawancara kepada 4 ribu responden yang tersebar di 24 negara dunia.

Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap perilaku generasi Y.

Pada laporan itu pun, Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup mereka. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi.

“Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi,” tandas Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul.

Lekat dengan dunia maya, memiliki pengetahuan tinggi dalam menggunakan platform dan perangkat mobile, ternyata melahirkan titik lemah bagi para generasi internet. Titik lemah tersebut berdampak buruk terhadap keamanan generasi millennial di dunia maya. 

Salah satunya ancaman siber yang siap menerkam para pengguna. Norton Cyber Security mengeluarkan Insight Report November 2016. Penelitian yang dilakukan secara daring tersebut melibatkan 20.907 responden dari 21 negara dunia. 

Editor : Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button