BGN dan Dinkes Lebak Gelar Pelatihan Penjamah Makanan Program MBG Agar Layak Konsumsi
Badan Gizi Nasional (BGN) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak menggelar pelatihan penjamah makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar menu yang disajikan kepada penerima manfaat layak konsumsi dan memenuhi ketentuan higienis.
Penjamah makanan adalah individu yang bertanggung jawab dalam penanganan makanan baik pada tahap persiapan, pengolahan, penyajian, atau penyimpanan.
Koordinator Wilayah BGN Kabupaten Lebak, Asep Royani dihubungi di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Minggu (5/10/2025), mengatakan peserta pelatihan penjamah makanan berasal dari tujuh satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
Pelatihan tersebut, kata dia, terkait dengan pengelola dapur SPPG memproduksi menu makanan yang bersih, bergizi, dan memiliki varian rasa sehingga penerima manfaat yang para pelajar tersebut tidak bosan untuk mengonsumsi makanan.
Ia mengakui selera pelajar berbeda-beda dalam mengonsumsi makanan, seperti ada di antara mereka tidak suka ikan.
Ia menjelaskan pentingnya pelatihan ini, salah satunya memberikan makanan berkualitas dan menyehatkan sehingga anak-anak tumbuh dan berkembang menjadi cerdas dan mengalami meningkatkan sumber daya manusia (SDM).
“Kami bekerja keras agar program MBG itu, semua penerima manfaat dapat memenuhi kualitas gizi dan menyehatkan,” katanya.
Hingga saat ini, terdapat 27 SPPG di daerah setempat yang melaksanakan tugas secara aman dan lancar, termasuk tidak ditemukan laporan pelajar mengalami keracunan.
Pihaknya hingga saat ini masih melanjutkan proses bagi pengelola SPPG mendapatkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) dan Sertifikat Halal.
Sertifikat tersebut, ujarnya, penting untuk memberikan jaminan bahwa pengelola SPPG memberikan menu makanan yang berkualitas, higienis, bersih, sehat, dan halal.
“Kami telah mengajukan sertifikat SLHS dan sertifikat halal kepada instansi terkait,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kabupaten Lebak Endang Komarudin mengatakan pelatihan penjamah makanan tersebut untuk memberikan jaminan SPPG menyajikan makanan yang bergizi dan secara benar.
Pihaknya juga melakukan pemantauan ke dapur SPPG untuk memberikan jaminan kepada penerima manfaat program itu bahwa menu MBG sesuai dengan ketentuan.
Setiap SPPG di daerah setempat rata-rata memberikan makanan kepada 3.000 siswa dengan didahului uji sampel dilakukan guru. Setelah dipastikan menu tersebut aman dan layak dikonsumsi, selanjutnya disajikan kepada siswa.
“Sejauh ini, program MBG berjalan baik dan belum menerima laporan adanya keracunan makanan yang dialami siswa,” katanya. (Pewarta : Mansyur Suryana – LKBN Antara)










