Bumdes Cibaliung Kembangkan Obyek Wisata Batu Nyi Jompong Yang “Haid” Bulanan
Wisatawan yang berkunjung ke Curug Tilu di Kampung Gunung Batu, Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang semakin meningkat. Keberadaanya mulai mendapatkan perhatian besar, mulai banyak dikunjungi wisatawan, baik lokal maupun manca negara.
Peningkatan kunjungan ke obyek wisata Curug Tilu itu menggerakan Hujaemi, Kepala Desa Cibaliung untuk membenahi obyek wisata itu agar menjadi salah satu pendapatan bagi kas desanya. Yang paling menarik dari obyek wisata adalah ada tempat unik yang dinilai sebagai sebuah misteri. Keunikan itu adalah sebuah batu besar yang mirip dengan alat kelamin wanita. Anehnya, setiap hari-hari tertentu, baru besar mengeluarkan air berwarna kemerahan hingga putih. Fenomena ini sering dipahami sebagai “tanggal-tanggal haid atau menstruasi” sang batu.
Karena itu, batu besar dikenal dengan sebutan Batu Nyi Jompong. Hujaemi mengisahkan legenda soal seorang putri raja yang menunggang kuda saat dikejar seorang senopati yang berniat jahat untuk mejperkosanya. Dalam pengejaran, sang putri jatuh ke dasar Sungai Curug Tilu dan menghilang. Senopati pun kebingungan.
“Menurut legenda dari keberadaan Situs Nyi Jompong tersebut ditemukan sekitar tahun 1950, yang pada saat itu pada Cibaliung dijabat seorang Wedana Ronggo Waluyo, masa Keresidenan Banten, pernah dibuat sebuah buku catatan cerita legenda Nyi Jompong, yang kisahnya hampir mirip dengan legenda Tangkuban Perahu. Dan bukti dari kisah itu, terdapat sebuah batu berbentuk kuda dan tambangnya, serta tidak jauh lokasi tadi, juga terdapat batu yang menyerupai Vagina, hingga tersebutlah Batu Nyi Jompong,” papar Hujaemi, Kepala Desa Cibaliung, Rabu (7/3/2018).
Baca: Brimobda Banten Disebar di Obyek Wisata
Kepala Desa Cibaliung ini pun kembali menjelaskan, Batu Nyi Jompong itu bisa menjadi obyek wisata yang menarik dipromosikian dan dikembangkan lebih lanjut. Selain keunikan mengeluarkan air berwarna kemerahan minimal satu minggu dalam satu bulan, air Curug Tilu ini sangat jernih. Bahkan, warga sekitarnya percaya air tersebut memiliki berbagai khasiat.
” Batu Nyi Jompong ini, sebenarnya sangat potensial, untuk kita promosikan dan dijadikan salah satu destinasi wisata, yang ada di Kabupaten Pandeglang, serta sebagai destinasi wisata penyangga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Selain daerahnya yang masih terbilang perawan, Situs Batu Nyi Jompong ini pun memiliki keanehan tersendiri, baik misteri air merah, maupun misteri khasiat dari airnya,” tutur Kades Cibaliung.
Melalui program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang ada di desanya, Hujaemi saat ini sedang berusaha menjadikan Situs Batu Nyi Jompong itu, sebagai salah satu destinasi wisata, yang dapat memberikan sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) melalui BUMDes, dan bekerjasama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Cibaliung.
“Kini obyek wisata ini jadikan nama dan program prioritas, untuk dikembangkan menjadi obyek wisata oleh Pokdarwis dari BUMDes Cibaliung. Keseriusan kita ini, kita buktikan dengan terus melakukan promosi-promosi, serta membuat semacam tugu prasasti Batu Nyi Jompong di depan kantor desa sebagai salah satu promosi wisata kita. Apalagi kedepan nanti adanya KEK, jelas situs ini bisa kita dijadikan andalan destinasi wisata baru, bertemakan legenda, seperti halnya situs Tanggkuban Perahu yang ada di Jawa Barat,” tutup Hujaemi. (Beni Madsira)