PT Tiara Perkasa Mandiri (TPM) sebagai operator Angkutan Si Benteng milik PT Tangerang Nusantara Global (TNG), BUMD Pemkot Tangerang langsung dipecat, setelah video mesumnya viral di media sosial.
Buntut lanjutannya, seluruh sopir angkutan Si Benteng akan dilakukan “pembinaan” agar peristiwa serupa tidak terulang. Teguran keras pun dilayangkan PT TNG ke PT TPM sebagai operator Si Benteng.
Direktur utama PT TNG, Edi Candra mengungkapkan, pihaknya meminta kepada operator sopir agar dilakukan pembinaan kepada para sopir, agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Teguran keras kepada PT TPM sudah dilakukan.
“Kami minta agar dilakukan pembinaan kepada para sopir, supaya kejadian ini tidak terulang,” kata Edi Candra, Dirut PT TNG. Rabu (22/12/2021).
Untuk tindakan hukum, PT TNG masih akan mendalaminya dan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak operator.
“Saya baru mendapat videonya tadi malam, kalau melihat ini kan dugaan ya. Tapi kami melihat ini karena sopir melanggar standar pelayanan minimu (SPM) karena keluar jalur,” katanya.
Ia pun menegaskan, bahwa setiap angkutan si Benteng sebetulnya sudah dipasang GPS sehingga dapat diketahui keberadaan posisi kendaraan.
Sebelumnya, beredar luas di media sosial pengemudi angkutan umum si Benteng beradegan syur dengan lawan jenis. Dalam video itu pelaku beradegan mesum di kursi paling depan dalam suasana hujan deras. Angkutan umum Si Benteng dikelola PT Tangerang Nusantara Global (PT TNG), BUMD Pemkot Tangerang (Baca: Beredar Video Mesum Angkot Si Benteng Milik Pemkot Tangerang).
Berdasarkan informasi dari media sosial kejadian dalam video mesum itu pada hari Selasa (21/12/2021) sekitar pukul 12.23 WIB. Diketahui nomor polisi angkutan itu B 120 IT dan berada pada posisi parkir di area GOR Jatiuwung, Kota Tangerang.
Direktur Utama PT Tangerang Nusantara Global (PT TNG), Edi Candra, selaku pengelola transportasi angkutan umum si Benteng menjelaskan, telah mengambil sikap tegas dengan meminta kepada operator angkutan yakni PT Tiara Perkasa Mandiri (TPM) untuk memberhentikan pelaku mesum tersebut. (Reporter: Eky Fajrin / Editor: Iman NR)
Menjadi wartawan sejak tahun 1984 pada Harian Umum (HU) Kompas, kemudian mengundurkan diri pada Agustus 1999 dan menjadi wartawan harian sore Sinar Harapan pada tahun 2001 hingga tahun 2015, saat koran sore ini bangkrut.
