UMKM

Dadan: Pengrajin Tahu Tempe Terbantu Subsidi Mandiri Kedelai

Ketua Kopti Kabupaten Serang, Dadan Subarna mengaku, pengrajin tahu tempe sangat terbantu dengan adanya subsidi mandiri kacang kedelai. Terlebih saat ini harga kacang kedelai mengalami kenaikan mencapai Rp14.000 per kilogram.

Besaran subsidi mandiri sekitar Rp600 per Kg. Kopti Kabupaten Serang menyalurkan 100 – 130 ton kacang kedelai bersubsidi mandiri setiap bulan ke para pengrajin tahu dan tempe.

Dari harga Rp14.000 per Kg, pengarajin tempe dan tahu mendapatkan harga Rp13.400 per Kg setelah dikurangi subsidi mandiri.

“Subsidi mandiri kacang kedelai sangat membantu para pengrajin tahu tempe, dapat meringankan beban walaupun tidak banyak subsidinya,” ungkap Dadan saat ditemui di Kota Serang, Jumat (4/11/2022).

Dadan mengaku subsidi mandiri kacang kedelai baru kali ini diadakan, terhitung sejak bulan Juni, Juli, Agustus dan Oktober 2022.

“Bulan November dan Desember rencananya juga ada, namun kami belum menerima subsidi mandiri. Intinya harus ada dana untuk membeli subsidi mandiri kacang kedelai,” ujarnya.

Katanya, tak ada persyaratan khusus untuk mendapatkan subsidi mandiri kacang kedelai, namun diberikan kepada pengrajin tahu tempe yang proaktif. Artinya, aktif membeli kacang kedelai yang disbusidi secara mandiri.

“Artinya mereka datang dan membeli kacang kedelai tersebut. Ada juga pengrajin yang males minta dikirim. Terus terang, kami juga keterbatasan dana untuk membeli subsidi mandiri kacang kedelai,” katanya.

Dadan mengatakan, Kopti Kabupaten Serang mendapatkan mandat dari Puskopti Banten untuk mendistribusikan kacang kedelai telah disubsidi.

Secara keseluruhan, Puskopti Banten yang mengatur untuk wilayah seperti Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kabupaten Pandeglang

“Jadi yang ngatur untuk subsidi mandiri kacang kedelai itu Puskopti Banten. Walaupun subsidi kami sebagai yang mendistribusikannya tidak bisa hutang, harus membeli,” jelasnya.

Kacang kedelai sejak dulu hingga sekarang didapat dari impor. Seharusnya subsidi tidak perlu diadakan, hanya saja pemerintah merevisi kembali undang undang masalah Kopti untuk mensejahterakan kehidupan para pengrajian tahu tempe.

Dia berpendapat, pemerintah harus berperan aktif dengan menghidupkan kembali Bulog sebagai penyedia kacang kedelai. Ini akan memudahkan para pengrajin melakukan pembelian bahan baku.

“Dulu, Bulog yang mengimpor kacang kedelai, karena memang kacang yang cocok untuk tempe dan tahu itu kedelai impor, bukan lokal,” katanya.

Sekarang, mekanisme penyaluran kacang kedelai dinilai acak-acakan. Sebab dari impor kedelai dilakukan bukan oleh Bulog. Dari pengimpor itu, kacang kedelai disalurkan ke distributor.

“Mereka yang punya uang untuk mengimpor kacang kedelai. Hanya saja, jenis dan kualitas kacang kedelai jadi berbeda-beda, tidak sama setiap pengimpornya. Ini berpengaruh pada kualitas tahu dan tempe yang dihasilkan,” katanya. (Aden Hasanudin / Editor: Iman NR)

Aden Hasanudin

SELENGKAPNYA
Back to top button