Ekonomi

Disesalkan, Pembongkaran Pagar Pengaman Jalur KA Pasar Rangkasbitung

Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyesalkan pembongkaran kembali pagar pengaman jalur KA atau kereta api di dekat Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

Peristiwa pembongkaran pagar pengaman itu dilakukan sekelompok warga yang merasa terhalangi aksesnya ke pasar setempat, Kamis (10/8/2023).

Pagar pengaman itu sebelumnya dibangun oleh DJKA bersama dengan Pemerintah Kabupaten Lebak dan PT Kereta Api Indonesia (Pesero) untuk menutup perlintasan sebidang di Jalan Hardiwinangun-Tirtayasa, Rangkasbitung, Lebak.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal menyebutkan bahwa sejatinya penutupan itu dilakukan untuk memastikan keselamatan warga yang melintas di jalur KA.

“Sekarang kereta kami sudah semakin cepat sehingga resiko keselamatan pada perlintasan sebidang juga semakin tinggi, terutama pada area yang sangat aktif seperti Pasar Rangkasbitung ini,” kata Risal dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (13/8/2023).

Ia menjelaskan penutupan perlintasan sebidang tersebut merupakan bagian dari pengembangan Stasiun Rangkasbitung untuk mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang.

Sebagai alternatif akses warga, kata dia, DJKA nantinya akan membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) pada lokasi bekas perlintasan sebidang itu.

“Sehingga warga tetap dapat melintas dan tidak terisolasi sebagaimana dikhawatirkan,” ucap Risal.

Dia memahami kekhawatiran warga mengenai kebutuhan akses untuk menunjang kegiatan ekonomi warga dan pedagang Pasar Rangkasbitung.

Karena itu, DJKA akan segera melakukan rapat evaluasi kembali dengan Pemerintah Kabupaten Lebak untuk mencari solusi terbaik atas hal tersebut.

Penutupan perlintasan sebidang dengan kode registrasi JPL 183 itu dilakukan pada 31 Juli 2023 menggunakan material seng.

Paska dilakukan penutupan, Pemerintah Kabupaten Lebak mencatat adanya peningkatan pengunjung Pasar Rangkasbitung menjadi lebih dari 15.000 orang per hari dari sebelumnya hanya berkisar 6.000 orang per hari.

Selain itu, penutupan perlintasan sebidang juga sempat membawa dampak positif bagi lingkungan sekitar melalui penataan kawasan sehingga Pasar Rangkasbitung menjadi lebih bersih dan nyaman.

Dari sisi perjalanan kereta api, DJKA menyebut penutupan perlintasan sebidang tersebut berdampak kepada peningkatan pengguna jasa layanan kereta api, mengingat akses menuju Stasiun Rangkasbitung juga turut dibenahi.

Untuk mengantisipasi penolakan lebih lanjut, Risal akan melibatkan instansi terkait untuk melakukan sosialisasi dan dialog yang intensif dengan warga mengenai penutupan perlintasan sebidang tersebut.

“Mungkin kemarin ada pesan-pesan yang belum tersampaikan dengan baik sehingga terjadi kesalahpahaman warga, Insya Allah kalau niat baik kami dapat dipahami, warga juga akan menerima atau bahkan mendukung rencana ini,” ucap Risal. (Benardy Ferdiansyah – LKBN Antara)

Editor Iman NR

*) Berita ini merupakan kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

Back to top button