Kesehatan

Hati-hati, 6 Kasus Penyakit Mulut dan Kuku di Banten Sudah Ditemukan

Penyakit mulut dan kuku (PMK) hewan ternak di Banten mulai bermunculan. Setidaknya, hingga 25 Maret 2022 tercatat 6 kasus.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Banten, Ari Mardiana mengatakan, Kasus penyakit mulut dan kuku atau PMK tersebut ditemukan di 2 daerah, yaitu Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dan Kabupaten Serang.

Kota Tangsel 2 ekor, tapi sudah sembuh. Kabupaten Serang 4 ekor, yaitu 3 ekor sapi dan 1 ekor kerbau, masih diisolasi dan ditreatment,” kata Ari Mardiana, belum lama ini.

Temuan tersebut membuat Dispertan Banten meningkatkan monitoring dan dukungan pemberian vitamin dan obat-obatan terhadap hewan ternak.

“Monitoring dilakukan terhadap hewan ternak yang dinyatakan positif PMK atau hewan ternak yang ada di sekitar lokasi temuan kasus,” katanya.

Ari menegaskan, PMK tidak bersifat zoonosis atau menularkan ke manusia. Bahkan daging dari hewan ternak yang terkonfirmasi positif masih bisa dimakan dengan aman sepanjang proses pemotongan bisa berjalan dengan baik.

“Yang dikhawatirkan manusia jadi media pembawa penularan. Bukan menimbulkan sakit tapi pembawa penularan saat bepergian dari satu kandang ke kandang lain,” ujarnya.

Sebelumnya, Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Banten berkoordinasi dengan Polda Banten dan Dishub Banten untuk melakukan pengawasan ketat terhadap hewan ternak yang masuk dan ke luar Banten, terkait merebaknya penyakit hewan dan kuku (PMK) (Baca: Cegah PMK, Banten Perketat Pengawasan Transportasi Hewan Ternak).

Demikian dikemukakan Agus Tauchid, Kepala Dispertan Banten dalam rilis Biro Adpim Banten yang diterima MediaBanten.Com, Minggu (15/5/2022).

Titik-titik perbatasan yang menjadi perhatiannya adalah Pelabuhan Merak, perbatasan antara Banten dengan DKI Jakarta serta perbatasan dengan Jawa Barat.

Di ketiga titik itu saat ini sudah dilakukan pengetatan terhadap kendaraan hewan ternak yang melintasi Banten, terutama dari daerah endemis seperti Aceh dan Jawa Timur. (Reporter: Hendra Hermawan / Editor: Iman NR)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button