Kesehatan

Hingga November, 468 Kasus Demam Berdarah di Lebak, 3 Meninggal

Penderita demam berdarah dengue atau DBD di Kabupaten Lebak periode Januari hingga 8 November 2023 tercatat 468 orang. Di antaranya 3 orang meninggal setelah ditangani tenaga medis.

“Ketiga penderita DBD yang meninggal itu antara lain seorang warga Rangkasbitung, Banjarsari dan Sobang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Triatno Supiono di Lebak, Rabu (8/11/2023).

Pemerintah daerah terus mengoptimalkan pencegahan kasus demam berdarah DBD agar penyakit yang ditularkan nyamuk dan mematikan itu tidak meluas.

Berdasarkan laporan rumah sakit di Kabupaten Lebak sejak Januari hingga tanggal 8 November 2023 jumlah penderita demam berdara degue tercatat sebanyak 468 kasus dan tiga kasus dilaporkan meninggal dunia.

Dari 468 kasus DBD itu antara lain untuk Kecamatan Rangkasbitung 128 kasus, meninggal 1 kasus, Cibadak 50 kasus, Maja 49 kasus, Sajira 27 kasus, Malingping 25 kasus dan Kalanganyar 23 kasus.

Sedangkan, untuk Kecamatan Warunggunung 23 kasus, Cikulur 22 kasus, Cimarga 19 kasus, Gunungkencana 15 kasus, Cipanas 14 kasus, Banjarsari 14 kasus, meninggal 1 kasus, Leuwidamar 10 kasus, Bayah 10 kasus dan Curugbitung 8 kasus.

Begitu juga untuk Kecamatan Cileles 7 kasus, Lebakgedong 4 kasus, Wanasalam 4 kasus, Muncang 3 kasus, Sobang 3 kasus, meninggal 1, Panggarangan 3 kasus, Cibeber 3 kasus, Cijaku 2 kasus, Cigemblong 1 kasus dan Cihara 1 kasus,

“Kasus penyakit akibat gigitan nyamuk itu hampir semua kecamatan merupakan daerah endemik penularan DBD,” kata Triatno.

Selama ini, kasus DBD di Kabupaten Lebak cenderung berkembang menyusul memasuki pancaroba dari musim kemarau ke musim penghujan sehingga warga harus mewaspadai penyakit DBD itu.

Untuk memutus mata rantai penularan DBD, masyarakat diminta mengaktifkan kembali budaya gotong royong dengan melakukan kegiatan gerakan kebersihan lingkungan, seperti mengubur, menguras dan menimbun (3-M). Selain itu juga pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Penyebaran penyakit DBD karena kembang biak nyamuk Aedes aegyti yang hidup di genangan air bersih yang tidak menyentuh tanah.

Pihaknya melakukan penanganan kasus DBD dengan menyemprot asap ke sejumlah wilayah yang diduga menjadi penyebaran nyamuk aedes aegypti.

“Kami meyakini dengan PSN itu bisa memutus mata rantai penularan DBD,” kata Triatno menambahkan.

Kepala Puskesmas Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Yangyang Citra Gumelar mengatakan, pihaknya saat ini terus melibatkan petugas tim gerak cepat (TGC) untuk melakukan penyuluhan pada masyarakat untuk mengantisipasi penyakit DBD dengan menjaga kebersihan lingkungan agar populasi nyamuk aedes aegefty tidak berkembangbiak.

Nyamuk aedes itu sebagai pembawa penyakit DBD dan mematikan jika lambat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Masyarakat jika mengalami suhu demam dan timbul kulit bintik-bintik maka segera dilarikan ke puskesmas maupun rumah sakit.

“Kami minta warga jika demam melebihi tiga hari segera mengunjungi fasilitas kesehatan,” katanya. (Mansyur Suryana – LKBN Antara)

Editor Iman NR

*) Berita ini bagian dari kerjasama diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button