Kuliner

Imlek 2022: Cuan Dodol Cina Ny Lauw Hingga Legenda Dewa Dapur

Ny Lauw, pembuat dodol Cina atau kue keranjang dengan merek usaha Ci Iin di Kota Tangerang menuai cuan (keuntungan) besar menjelang perayaan Imlek 2573 atau 2022 tahun masehi. Produksinya meningkat menjadi 2 ton bahan dasar per hari.

Pesanan mulai ramai pada Minggu ini yang biasanya dibeli oleh orang dalam perayaan Imlek. Tidak hanya warga Kota Tangerang, namun pembeli hingga dari Jakarta dan sekitarnya.

Pemilik usaha Ci Iin menuturkan, pesanan mulai ramai di Minggu ini. Produksi terus dikebut karena jika menjelang hari raya Imlek biasanya tidak kekejar.

“Mulai ramai Minggu ini, biasanya hingga 20 hari kedepan,” ujarnya ditemui wartawan di tempat produksi, Selasa (18/1/2022).

Ia bahkan menyebut, jika pada momen Imlek biasanya dapat menghabiskan bahan baku hingga 30 ton.

Meski Pandemi, saat ini diakuinya pesanan sudah mulai banyak tidak seperti tahun kemarin yang anjlok.

Untuk harga, kata Ci Iin, dipatok mulai harga terendah Rp50 ribu hingga Rp77 ribu, tergantung varian rasa dodol.

“Ada empat varian rasa dodol, duren cimpedak, lapis dan wijen. Yang laris rasa duren,”terangnya.

Pembuatan dodol ini memakan waktu tidak sebentar lantaran harus diaduk secara manual dengan tenaga manusia yang minimal memakan waktu lima jam.

Di lokasi produksi dodol, pekerja terlihat sibuk mulai dari membuat pembungkus dodol dari daun pisang hingga mengaduk adonan dodol di. Tungku.

Legenda Kue Dodol Cina

Kue keranjang atau dodol Cina disinyalir dibawa oleh orang-orang Cina atau Tiongkok yang datang ke nusantara pada abad ke-16. Ada 2 leganda soal kue tersebut.

Pertama, kue keranjang atau biasa disebut Nian Gao ini berasal dari kisah tentang raksasa jahat dan pemuda di sebuah desa di dataran Tiongkok.

Diceritakan, raksasa jahat bernama Nian tersebut kerap mengganggu manusia dan segala mahluk yang tinggal di Tiongkok. Tak hanya mengganggu, raksasa jahat ini pun memangsa manusia.

Pemuda baik hati bernama Gao datang ke desa tersebut. Mendengar perbuatan jahat sang raksasa, Gao memiliki ide untuk mengusir raksasa tersebut.

Dia meminta warga desa untuk membuat kue manis yang lengket untuk ditempelkan di depan pintu. Jadi, saat sang raksasa datang ke rumah untuk memangsa warga akan terkecoh dan teralihkan dengan manis dan lengketnya kue tersebut.

Kisah kedua, kue keranjang yang tak bisa dijauhkan dari Dewa Dapur. Awal mula cerita kemunculan dewa dapur ini cukup panjang.

Suatu hari hiduplah sepasang suami istri yang hidup dengan menjual makanan ringan. Kedua pasangan ini memiliki dua peruntungan yang berbeda. Sang suami selalu merasa dirinya kurang beruntung saat berjualan sedangkan makanan yang dijual istrinya selalu laris manis.

Karena merasa iri dengan rezeki yang didapatkan istrinya, sang suami memutuskan untuk menceraikan istrinya dan melanjutkan usahanya seorang diri.

Namun, seiring berjalannya waktu, sang suami mengalami kebangkrutan dalam berusaha. Hidupnya menderita dan terlantar. Di sisi lain, sang istri malah hidup bergelimang rezeki karena kebaikan hatinya.

Sang istri tengah membuka dapur umum untuk para gelandangan. Dia membagi-bagikan makanan gratis. Saat itu, sang suami tak sengaja datang ke dapur umum tersebut untuk meminta sesuap nasi.

Mengetahui keberadaan mantan suaminya di dapur umum, sang istri memberikan makanan yang di dalamnya terdapat barang pemberian sang suami.

Sang mantan suami tersadar kalau barang tersebut merupakan barang milik istrinya dulu. Merasa malu dengan keadaannya sekarang, sedangkan di satu sisi istri yang dicampakkannya telah sukses, sang suami memilih untuk bunuh diri di dapur umum tersebut.

Arwahnya pun gentayangan. Menghantui rumah-rumah warga. Arwah ini pun yang akhirnya dikenal dengan Dewa Dapur.

Setiap tahun sekali, dia pergi ke kayangan untuk melaporkan amal baik dan buruk pasangan yang menghuni rumah yang dikunjunginya. Jika para penghuni rumah tersebut beramal buruk, maka sang dewa akan memberikan kutukan.

Maka, agar Dewa Dapur memberikan laporan-laporan baik tentang kehidupan para penghuni rumah tersebut, warga setempat membuat kue manis sebagai penutup mulut dan melaporkan hal-hal yang manis. (Reporter: Eky Fajrin / Editor: Iman NR)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button