Industri

Industri Chip Alami Kerugian Akibat Permintaan Gadget Berkurang

Perusahaan chip mengalami penurunan akibat permintaan gadget berkurang. Pasalnya para pelaku usaha sektor ini optimis prospek bisnis chip akan semakin bersinar seiring dengan munculnya pasar baru untuk produk teknologi 5G dan layanan cloud serta strategi efisiensi yang dilakukan.

Wakil Presiden Senior Rose Trend Force, Avril Wu mengungkapkan bahwa industri chip mengira pemasok akan memiliki kendali lebih besar. Penurunan ini telah membuktikan semau orang salah.

Kurang dari setahun usai outlook mengungkapkan, industri chip bernilai US$160 miliar mengalami kerugian terburuk yang pernah terjadi.

Mereka kelebihan pasokan, pelanggan memotong pesanan dan harga produk menjadi anjlok.

Krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya tak hanya membuat uang tunai para pemimpin industri ini menguap seperti SK Hynix dan Micron Technology Inc.

Tetapi juga menggoyahkan pemasok mereka, melumpuhkan ekonomi Asia yang bergantung pada ekspor teknologi dan memaksa beberapa pemain chip untuk membuat aliansi atau bahkan mempertimbangkan merger.

Padahala selama pandemi Covid-19 terjadi lonjakan penjualan chip terdorong permintaan komputer, tablet, dan smartphone mengalami peningkatkan, namun saat ini penurunan yang terjadi sangat cepat.

Sementara saat ini, pelaku usaha dan konsumen menunda pembelian besar akibat inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.

Pabrik komputer dan gandget merupakan pembeli utama chip memori. Saat ini mereka memiliki pasokan komponen dan tidak butuh lebih banyak lagi.

Samsung Electronic Co dan para pesaingnya saat ini sudah rugi untuk setiap produksi mereka.

Kerugian operasi kolektif mereka diproyeksikan mencapai rekor senilai US$5 Miliar tahun ini.

Namun, Samsung menjadi satu – satunya yang lolos tanpa cedera. Hal ini berkat bisnisnya yang beragam. Meskipun bisnis semikonduktornya merugi. (Sumber: Bloomberg)

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button