Ekonomi

Jalan Longsor Picung-Munjul Berubah Jadi Jalan Beton Mantap, Warga: Kami Sudah Merasa Aman

Suara patahan jalan beton masih terngiang di telinga Rohim (42), warga Kampung Angsana, Desa Cihodeng, Sindang Resmi, Kabupaten Pandeglang.

Suaranya mirip letusan ban pecah. Sesekali berderit. Karena jalan beton bergerak perlahan, membentuk gelombang, disusul letusan patahan-patahan tak beraturan. “Saya sempat panik. Ya gimana engga, kejadiannya pas di depan ruko saya,” kata Rohim.

Khawatir longsor merembet ke ruko tempat saya dagang dan tinggal, akhirnya saya amankan keluarga ke rumah saudara,” kata Rohim bercerita penuh semangat kepada wartawan MediaBanten.Com, Kamis (19/12/2024).

Rohim mengaku, tidak berpikir untuk menyelamatkan harta dan dagangannya. Satu-satunya yang menggelayut di pikirannya hanya keselamatan isteri dan anak-anaknya.

“Beruntung peristiwa longsor itu terjadi tidak sekaligus. Pergerakannya pelan. Lamban. Peristiwa bencana longsornya terjadi hingga beberapa hari,” terang Rohim.

Ia menuturkan, di akhir bencana badan jalan turun sedalam kurang lebih 2 meter. Sementara di sisi berlawanan dengan tokonya mengalami penurunan kurang lebih 4 meter. Akibatnya, lalu lintas jalan sempat terputus selama beberapa hari.

“Saya dan warga sempat mengukur menggunakan bambu. Penurunan tanah cukup dalam. Saat itu lalu lintas putus. Motor bisa lewat di sisi ruko saya, sedangkan mobil berhenti di pembatas jalan longsor. Mereka naik ojek menuju rumahnya yang tak jauh dari titik lokasi longsor” tuturnya.

Sementara seorang ustadz muda, Eman Robiana (32) menambahkan, bencana longsor tahum 2023 lalu itu terjadi saat musim penghujan dan angin besar.

Menurutnya, hujan deras selama beberapa hari membuat tanah pijakan jalan beton mengalami penurunan ekstrem. “Ditambah saat itu, tidak ada penahan jalan (TPT). Sedangkan di sisi jalan, kondisi kontur tanah cukup curam,” kata Ustadz Eman.

Eman menjelaskan, peristiwa longsor yang terjadi di ruas jalan Picung-Munjul tak hanya terjadi di titik Kampung Angsana, Desa Cihodeng, Kecamatan Sindang Resmi, tetapi juga terjadi Kampung Cibereum, Desa Sukasaba, Kecamatan Munjul dan Kampung Citeupuseun, Laban Jaya, Kecamatan Munjul.

“Pada tahun 2023 terjadi longsor di empat titik. Yang terparah di titik ini, (di wilayah kecamatan Sindangresmi). Sedangkan di titik lainnya berada di wilayah Kecamatan Munjul, hanya setengah badan dan bahu jalan sehingga masih bisa dilalui pengendara,” terangnya.

Lebih jauh, Eman Rudiana mengaku selama perbaikan jalan longsor yang berada tepat depan ruko, dirinya dan Rohim memantau jalannya perbaikan. Selain sudah terdapat material tiang pancang di sisi tebing, penggunaan besi ulir untuk perbaikan badan jalan juga tampak pada pelaksanaan di lapangan.

“Secara logika sih, penggunaan material pada perbaikan saat ini bisa menambah usia jalan lebih awet. Karena perbaikan saat ini cukup bagus dan sesuai. Tetapi ya namanya bencana kita tidak tahu. Mudah-mudahan sesuai harapan,” harapnya.

Seraya meminta agar pemerintah daerah melakukan mitigasi terhadap kemungkinan longsor susulan di ruas jalan Picung-Munjul.

Lantaran menurutnya selain bencana longsor biasanya terjadi di musim penghujan seperti sekarang ini, juga terdapat titik ruas jalan sudah nampak beresiko longsor.

“Sekitar 50 meter dari titik ruas jalan ini sudah nampak jalan yang beresiko longsor. Saya kira PUPR bisa melakukan penanganan cepat, agar tidak ada korban jiwa,’ pintanya.

Tanah Tergerus

Di bagian lain, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten, Arlan Marzan mengatakan, secara normatif dirinya melihat peristiwa longsor terjadi karena adanya curah hujan yang tinggi, yang mengakibatkan tanah menjadi tergerus dan longsor.

“Jadi, secara gampangnya longsor ini diakibatkan oleh curah hujan cukup tinggi yang terjadi saat itu,” terangnya.

Kendati begitu, Pemprov Banten melalui dinas yang dipimpinnya melakukan aksi cepat untuk melakukan perbaikan jalan longsoran yang semula terputus, bisa segera dilalui. Meski dengan penanganan sementara.

“Untuk bisa dilalui, saat itu kami melakukan penanganan sementara sambil menunggu kesiapan anggaran perbaikan,’ kata Arlan kepada wartawan.

Arlan membeberkan, untuk perbaikan di ruas jalan Picung-Munjul dikerjakan oleh PT Adikarya Putra Cisauk dengan nilai anggaran sebesar Rp15.507.902.000.

Ia menjelaskan, bahwa dari empat titik jalan terdampak longsor total panjang jalan 0,200 meter. Ratusan meter perbaikan longsoran menggunakan tiang pancang dan penahan tanah (TPT) di beberapa titik.

Dan hingga saat ini, lanjut Arlan, ruas jalan Picung-Munjul yang sempat terputus sudah selesai diperbaiki dan dan dalam kondisi baik. Lalu lintas dan mobilitas masyarakat sudah kembali normal.

“Tetap waspada dan hati-hati, karena saat ini intensitas hujan masih tinggi,” pintanya.

Lebih jauh ia menambahkan, bahwa perbaikan ruas jalan Picung-Munjul, termasuk sejumlah ruas jalan dan jembatan yang diperbaiki tahun 2024 ini, hingga satu tahun ke depan pemeliharaan jalan masih menjadi tanggung jawab pelaksana atau pihak ketiga.

“Masa pemerliharaan hingga satu tahun ke depan masih tanggung jawab pihak ketiga. Sehingga persoalan lain yang muncul bisa langsung mendapat penanganan dari pihak pelaksana,” katanya.

Arlan menuturkan bahwa ruas jalan Picung-Munjul merupakan akses penggerak perekonomian masyarakat baik sektor wisata dan alam, terutama sebagai akses mobilitas pertanian.

“Sesuai arahan pak Pj Gubernur, bahwa perbaikan jalan Picung-Munjul sangat penting, karena merupakan akses utama hasil pertanian atau akses ke lumbung padi. Ini juga sebagai upaya Pemprov Banten untuk mendukung program ketahanan dan kemandirian pangan nasional di Banten,” tutup Arlan. (Budi Wahyu Iskandar)

Budi Wahyu Iskandar

Back to top button