InternasionalPeristiwa

Kecelakaan Kereta Api di Yunani Tewaskan 38 Orang

Kyriakos Mitsotakis, Perdana Menteri (PM) Yunani janji bahwa sebuah ‘komite pakar independen’ akan menyelidiki kecelakaan kereta api di bagian utara Yunani yang menewaskan 38 orang.

Dua kereta api bertabrakan satu sama lain di Lembah Tempe pada Selasa (28/2) malam, yang menghancurkan gerbong – gerbong baja mengangkut sedikitnya 350 penumpang. Hal ini merupakan kecelakaan kereta api terburuk bagi negara Yunani.

PM Yunani menyampaikan bahwa komite independen akan berjalan secara pararel dengan penyelidikan yudisial yang sudah berjalan dan menyilidiki penyebab kecelakaan tersebut.

Dia juga bakal menangguhkan pelaksanaan proyek kereta api dalam jangka panjang.

Kereta api dari Athena ke Thessaloniki membawa 350 penumpang, sebagian besar adalah pelajar yang diketahui baru kembali dari perayaan Karnaval.

Kemudian, kereta lainnya membawa angkutan barang. Namun, belum diketahui mengapa kedua kereta api yang berasal dari arah berlawanan dapat berada di rel yang sama di dekat lembah sungai terletak sekitar 380 km utama Athena.

Selain itu, pihak berwenang pun telah menangkap kepala stasiun di stasiun terakhir di Kota Larissa.

Mereka juga belum merilis identitasnya atau alasan penangkapan tersebut, tetapi kepala stasiun bertanggungjawab atau lalu lintas kereta api di jalur itu.

Yunani memiliki catatan keselamatan penumpang kereta api yang paling buruk jika dibandingkan dengan negara – negara lain di Eropa.

Menurut laporan tahun 2022 dari Badan Perkeretaapian Uni Eropa, di antara 28 negara di benua Eropa, Yunani menempati tingkat kematian tertinggi akibat kecelakaan tersebut di Eropa, ini terhitung sejak 2018 hingga 2020.

Dikutip dari Voa Indonesia, Kamis (3/2), Menteri Perhubungan dan Infrastruktur Yunani Kostas Karamanlis pada Rabu (1/3) resmi mengundurkan diri dan menyebut bahwa sistem kereta api di negara tersebut tidak memenuhi standar abad ke-21.

“Ini adalah fakta bahwa kami menerima sistem kereta api Yunani dalam keadaan yang tak memenuhi standar abad ke-21,” tuturnya.

Selain itu, kata dia, dalam tiga setengah tahun terakhir pemerintah telah melakukan segala upaya untuk memperbaiki kenyataan itu.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button