Kesehatan

Kemenkes Antisipasi Penyakit Akibat Polusi Udara Buruk

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah berfokus mengatasi dampak kesehatan yang timbul pada masyarakat karena tingginya polusi udara di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Demikian yang disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Rabu (30/8/2023).

Menkes Budi mengatakan penderita penyakit terbesar yang disebabkan oleh polusi udara yaitu pneumonia dan infeksi saluran pernafasan.

Dia juga menjelaskan yang paling berbahaya dari pencemaran udara adalah partikel berukuran 2,5 mikrometer.

Partikel tersebut, jelas Menkes Budi, bersumber dari pembakaran karbon yang berasal dari mesin kendaraan bermotor, industri, dan pembakaran sampah.

Dia menambahkan dalam dua tahun terakhir, terjadi tren polusi di wilayah Jabodetabek melebihi batas aman yang ditetapkan oleh WHO, yaitu 15 mikrogram per meter kubik per hari.

Kemenkes juga akan menyarankan penggunaan masker sebagai upaya pencegahan jika polusi udara terpantau tinggi berdasarkan standar yang sudah ditetapkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Untuk menurunkan polusi udara di Jakarta, Menkes Budi menyatakan pemerintah akan mencontoh China sebagai negara yang berhasil menurunkan tingkat polusi udara di Beijing hanya dalam tujuh tahun dimulai 2015.

Meski China bukanlah negara populer yang dijadikan sebagai percontohan di dunia kata Budi, tapi hasil studi Kemenkes membuktikan bahwa China adalah negara tercepat dalam pengentasan polusi, yang bertepatan dengan Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022.

“Gimana cara China nurunin (tingkat polusi duara) sama seperti (penanganan pandemi) COVID-19, pemantauan dia beresin. Dia (China.red) pasang seribu alat monitor (kualitas udara) dengan kualitas sedang, nggak usah mahal-mahal yang penting menjangkau seluruh kota,” kata Budi, dilansir dari VOA Indonesia, Jumat (1/9/2023).

Berdasarkan laporan Indeks Kualitas Udara Kehidupan (AQLI), polusi udara yang berisi partikel halus (PM 2.5) berpotensi mengurangi usia hidup rata-rata warga Indonesia hingga 1.4 tahun di bandingkan jika kualitas udara di Indonesia memenuhi standar WHO yakni 5ug/m2.

Akibat dampak kesehatan dan kerugian yang ditimbul dari masalah tersebut, sejumlah kelompok masyarakat sipil berencana akan mengajukan gugatan perwakilan kelompok atau class action terkait polusi udara Jakarta ini.

Aliansi tersebut kini sedang mengumpulkan data kerugian ekonomi khsuusnya dari segi biaya perawatan kesehatan yang harus ditembus warga yang terkena penyakit pernafasan akibat menghirup udara tercemar.

Editor : Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button