Didid Noordiatmoko, Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) meminta masyarakat harus paham sifat dan karakteristik aset kripto guna mendapatkan manfaatnya secara optimal dan mencegah terjadinya kerugian.
Penegasan tersebut disampaikan saat menutup bulan Literasi Aset Kripto di Jakarta, Selasa (28/02/2023) lalu.
“Sesuai sifatnya, nilai aset kripto sangat volatile, bisa saja nilainya mengalami peningkatan maupun penurunan yang sangat drastic dalam waktu pendek,” tegas Didid.
“Memang perdagangan atau sering disebut investasi aset kripto mengandung banyak risiko tinggi,” sambungnya.
Dalam penggunaan teknologi blockchain, Kepala Bappebti minta masyarakat lebih cepat beradaptasi mengikuti perkembangan perdagangan aset kripto.
“Kita harus cepat beradaptasi dalam mengikuti perkembangan perdagangan aset kripto,” tuturnya.
Lebih lanjut, kata Didid, hal itu seperti penyesuaian berbagai regulasi dalam mengatur ekosistem penyelenggaran aset kripto yang wajar dan adil.
Selain itu, harus mengutamakan perlindungan terhadap masyarakat sebagai pelanggan.
Bappeti bersama Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia menilai selama pelaksanaan bulan Literasi Aset Kripto yang digelar selama Februari 2023 berjalan sukses.
Kegiatan tersebut berhasil membuka wawasan masyarakat Indonesia, khususnya generasi Z dan kaum milenial terhadap perkembangan industri aset kripto.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membuka kegiatan tersebut sejak 2 Februari lalu, sukses menggelar kegiatan seperti temu wicara, diskusi panel, workshop, seminar web, podcast, exchange goes to campus, community share, trading bareng, turnamen hingga metaverse gathering.
Metaverse gathering tersebut diadakan di tujuh provinsi yakni DKI Jakarta, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali. Baik secara daring maupun lurik dengan total peserta 83.662 orang.
“Bappebti beserta Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia, dan seluruh pelaku usaha di bidang perdagangan pasar fisik Aset Kripto pada bulan Februari ini telah menjalankan salah satu tugas untuk memberikan edukasi dalam membangun pemahaman yang benar dan tepat untuk masyarakat,” ujar Didid. (Sumber: Kemendag)
Editor: Abdul Hadi
