Internasional

Kesaksian Loay Harb, Perawat MSF di Konflik Hamas – Israel

Loay Harb adalah seorang perawat yang telah bekerja dengan Medecins Sans Frontieres (MSF) / Dokter Lintas Batas selama 15 tahun terakhir di Gaza di klinik luka bakar MSF menjadi salah saksi konflik Hamas – Israel di Jalur Gaza.

Sejak konflik Hamas – Isarel di Gaza, Palestina mulai 8 Oktober 2023, dia berlindung di rumahnya di sebelah kantor MSF di Kota Gaza bersama keluarga dan anak-anaknya.

Loay, seperti banyak warga lainnya, tidak memiliki makanan, air atau listrik. Dia menyampaikan dengan kata-katanya sendiri situasi putus asa di lapangan.

“Situasi di sini sangat sulit. Kami tidak memiliki listrik, air, atau internet. Tidak ada tempat yang aman dan situasinya sangat sulit: tidak ada keamanan, tidak ada roti. Allah bantu kami di masa sulit ini,” katanya.

Air yang ada tercemar dan tidak aman untuk diminum. Bahkan tidak punya bahan bakar untuk memompa air sumur.

“Keluarga kami sedang melalui masa-masa yang sangat sulit. Tidak ada tempat yang aman di tengah pemboman tersebut,” ujarnya.

Keluarga dan anak-anaknya mengungsi dari utara ke selatan dan dari selatan ke tempat lain. Kami tidak punya tempat tinggal yang aman.

Katanya, pengiriman pasokan medis ke Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza mendapat kesulitan luar biasa karena gempuran pasukan Israel yang tiada henti.

“Kami melihat ratusan orang berlindung di dalam rumah sakit sehingga sulit untuk berjalan di dalam rumah sakit saking padatnya. Kami membutuhkan banyak waktu untuk mengirimkan perbekalan,” ujarnya.

Ratusan orang itu mengira rumah sakit merupakan tempat aman untuk berlindung. Padahal tidak ada tempat aman di sini. Mereka adalah orang yang mengalami cidera sangat kritis.

Tidak ada cukup ruang di rumah sakit untuk merawat dan keperluan operasi. Mereka terbaring di tanah karena rumah sakit ini sudah tak lagi bisa menampung di ruang yang layak.

“Saya memutuskan untuk tinggal di rumah saya karena tidak ada tempat yang aman di Gaza. Rumah saya dekat dengan kantor dan klinik MSF,” kata Loay.

Sebagian besar keluarga Loay memutuskan untuk pindah ke pusat Gaza dan ke selatan. Banyak orang yang pindah ke selatan kini kembali ke rumah mereka, karena mereka sangat menderita menjadi tuna wisma.

“Sekali lagi tidak ada listrik, tidak ada air dan situasinya sangat tegang bagi masyarakat di wilayah selatan,” keluhnya.

Loay menyatakan masih bekerja setiap hari di klinik luka bakar bersama MSF. masih menerima beberapa pasien dengan luka bakar akibat konflik Hamas – Israel.

“Saya membalut pasien-pasien tersebut. Sulit bagi mereka untuk kembali lagi untuk perawatan lanjutan, jadi saya menyiapkan perlengkapan untuk mereka dan menunjukkan kepada mereka cara melakukannya sendiri. Setidaknya ini yang dapat saya lakukan sebagai perawat,” katanya. (Cici Riesmasari – LO PR MSF Indonesia)

Editor Iman NR

Iman NR

Back to top button