Kisah Penjual Kopi Keliling di Jakpus Dapat Bantuan dari LAZ Rumah Yatim
Di tengah hiruk pikuk Jakarta Pusat, tepatnya di kawasan Pulokramat, hiduplah seorang pejuang sejati bernama Abah Sarkim. Di usianya yang menginjak 72 tahun, seharusnya Abah menikmati masa senja, namun kenyataan memaksanya terus berjuang demi sesuap nasi sebagai penjual kopi keliling.
Setiap pagi, Abah memulai rutinitas beratnya. Ia adalah penjual kopi keliling, berjalan sejauh 6 kilometer setiap hari. Jarak yang panjang itu ditempuh bukan tanpa risiko. Dengan pendapatan yang tak menentu, seringkali hanya Rp15.000 sehari. Perjuangan Abah terasa berlipat ganda karena kondisi matanya.
Abah Sarkim menderita katarak. Penglihatannya buram, membuat setiap langkahnya penuh bahaya. Tak terhitung sudah berapa kali ia terjatuh karena pandangannya yang terganggu.
“Pernah sampai tertabrak, semua kopi yang saya bawa berantakan di jalanan,” kisahnya lirih.
Kejadian itu tak hanya menghilangkan dagangan, tetapi juga merenggut semangatnya sejenak. Namun, ia harus terus kuat, sebab ia hidup sebatang kara dan tak punya siapa-siapa lagi untuk bersandar.
Setelah dagangan kopinya selesai, Abah tidak lantas beristirahat. Ia melanjutkan pengabdiannya sebagai marbot mushola.
Pekerjaan mulia itu memberinya ketenangan, sekaligus tempat tinggal, ia menumpang di mushola, dengan upah yang sangat minim, hanya Rp100.000 per bulan.
Keterbatasan penghasilan itu membuat Abah terjerat utang. Penghasilan harian yang tak menentu membuatnya sulit melunasi kewajiban, padahal kebutuhan makan harus dipenuhi setiap hari.
Harapan terbesar Abah Sarkim saat ini hanya satu: bisa berobat. Matanya sering terasa sakit, mengancam aktivitasnya.
“Jangankan untuk berobat, untuk makan pun Abah sering kesusahan,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Di tengah situasi yang menghimpit ini, secercah harapan datang. Rumah Yatim regional Jabodetabek menyalurkan program kemanusiaan bantuan biaya hidup.
Bantuan ini merupakan uluran tangan yang sangat berarti, tak hanya meringankan beban hutang, tetapi juga memberikan napas segar bagi Abah untuk terus bertahan hidup dan menyambut mimpi sederhana untuk bisa melihat dengan jelas.
Abah Sarkim sangat bahagia dan bersyukur sekali bisa mendapatkan bantuan biaya hidup dari Rumah Yatim dan para donatur. (Pengirim Ridho Nur – LAZ Rumah Yatim)








