Internasional

Pesawat Militer A-50 Milik Rusia Diledakkan di Belarusia

Pesawat pengintai militer A-50 milik Rusia diledakkan di sebuah lapangan terbang dekat Minsk, Ibu Kota Belarusia.

Aktivis anti-pemerintah Belarusia sudah mengakui dan bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan oleh pesawat militer tak berawak tersebut, Minggu (26/2).

Dikutip dari berbagai sumber, Selasa (28/2), pesawat itu jenis Beriev A-50 dan punya nama pelaporan NATO Mainstay.

Hal itu merupakan pesawat peringatan dini udara dengan kemampuan komando dan kontrol serta kemampuan untuk melacak hingga 60 target.

Belarus, sekutu Rusia, telah mengizinkan Moskow menggunakan wilayahnya untuk meluncurkan serangan ke Ukraina. Kendati sejauh ini menahan diri untuk tidak terlibat langsung dalam perang.

“Mereka adalah pesawat tak berawak yang melakukan serangan. Para peserta operasi adalah warga Belarusia,” kata Aliaksandr Azarov, pemimpin organisasi anti-pemerintah Belarusia BYPOL.

Namun, Aliaksandr Azarov tak memberikan bukti langsung untuk mendukung pernyataanya tersebut.

Belsat merupakan penyiar Polandia yang berfokus pada berita Belarusia yang diklaim Minsk sebagai ekstremis.

Sedangkan BYPOL, yang beranggotakan mantan aparat penegak hukum yang mendukung opsisi, telah dicap sebagai organisasi teroris.

Penasihat pemimpin oposisi Belarusia Sviatlana Tsikhanouskaya, Fanak Viacorka mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa itu adalah tindakan sabotase paling sukses sejak awal 2022.

Lebih lanjut, kata dia, bagian depan dan tengah pesawat serta antena radar rusak akibat dua ledakan dalam serangan di pangkalan udara Machulishchy dekat Minsk.

Menurut laporan BYPOL, sejak awal invasi Rusia ke Ukraina setahun yang lalu, telah terjadi beberapa tindakan sabotase di Belarusia dan di wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, terutama di sistem perkeretaapian.

Sementara itu, Presiden Alexander Lukashenko dari Belarus tak mengambil bagian langsung dalam perang Rusia di Ukraina, namun dia mengizinkan pasukan Rusia menggunakan wilayahnya sebagai pos persiapan pada awal invasi setahun yang lalu.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

SELENGKAPNYA
Back to top button