Pemerintahan

Presiden Jokowi Ajak Jerman Jalin Kemitraan Bisnis

Presiden Jokowi mengajak Jerman untuk jadi bagian penting dari kemajuan bersama dengan terus jalin kemitraan bisnis yang saling menguntungkan. Ditambah, kemitraan bisnis ini telah lama terjadi sejak abad ke-18.

“Kemitraan Indonesia – Jerman dapat menjadi contoh lebih baik kemitraan Utara – Selatan, kemitraan yang setara, saling hormati, saling menguntungkan dan ini adalah wajah kemitraan untuk masa depan,” tutur Jokowi.

Hal tersebut terungkap saat Kepala Negara dalam sambutannya pada pembukaan bisnis di Hall 2 Hannover Fairground, Hannover, Jerman, Senin (17/04).

Dijelaskan Presiden terdapat tiga hal yang menjadi prioritas Indonesia saat ini. Dalam bidang hilirisasi industri, Indonesia siap jadi mitra pengembangan industri semikonduktor dan produksi baterai kendaraan listrik dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan membuka lapangan kerja.

“Saya mengharapkan dukungan para pebisnis Jerman untuk menjadikan Indonesia bagian rantai pasok cip global,” tandasnya, dikutip dari Setkab, Selasa (18/4).

Beralih pada bidang transisi energi, Jokowi menuturkan Indonesia berkomitmen untuk wujudkan dunia yang lebih baik.

Kepala Negara menambahkan, potensi energi baru Indonesia sangat besar yakni 434 ribu megawatt.

“Kami membutuhkan dukungan terutama terkait dengan pembiayaan inovatif, transfer, teknologi tinggi, re-skilling tenaga kerja,” kata Jokowi.

Terakhir, terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara, Kepala Negara menuturkan bahwa pembangunan tersebut bukan pembangunan kota baru dari nol. Namun, pembangun tersebut merupakan pembangunan hub baru yang menghubungkan berbagai fasilitas yang telah ada di kota-kota sekitar.

“Nusantara, a smart and sustainable forest city, dengan 65 persen lahan untuk hutan tropis yang dibangun berdasarkan prinsip green energy dan green economy,” kata Presiden.

“So please, come and invest di banyak sektor yang dapat Anda pilih. Saya ingin sampaikan Indonesia will remain a safe, stable, and prospective destination for your business,” tandasnya.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button