Ekonomi

Tradisi Kunut, Pedagang Ini Raup Rp10 Juta Dari Jualan Bungkus Ketupat

Saat tradisi Kunutan tiba, siapa sangka hanya menjual bungkus ketupat, pedagang mampu menghasilkan keuntungan hingga Rp10 juta hanya dalam sehari.

Bungkus ketupat mendadak menghiasi Pasar Kranggot, Cilegon.

Pedagang mengaku hal ini dilakukan lantaran sudah memasuki hari ke-15 puasa dan biasanya dirayakan melalui tradisi Kunutan.

Sayaroh (53), salah satu pedagang tersebut menyebut tradisi Kunutan adalah acara makan bersama di masjid dan berbagi makanan dengan olahan ketupat tersebut.

“Kan udah 15 hari neng puasanya, di sini biasa ada acara selamatan di masjid makan bersama nanti malam,” ujarnya.

Dia menjajakan dagangannya sejak pukul 04.00 WIB di pinggir jalan tepatnya di depan, sebelum memasuki kawasan Pasar Krenggot.

Sayaroh mengaku memperoleh keuntungan yang signifikan, lantaran hasil dagangannya hingga pukul 12.00 WIB saat dijumpai telah menjual 10.000 bungkus.

“Sudah ada lebih itu, 10.000 jeh nyampe,” ungkapnya seraya tersenyum bahagia.

Tidak sampai di situ, Sayaroh dan ketiga temannya akan berjualan hingga sore nanti dan akan dilanjut Minggu (17/4/2022).

Para pembeli memang tidak berhenti berdatangan membeli bungkus ketupat Sayaroh yang dibanderol Rp10.000 perikat ada 10 bungkus ketupat.

Diketahui Sayaroh bukan pedagang yang biasa berjualan di Pasar Kranggot, namun dia melihat peluang besar saat memasuki tradisi Kunutan dan menjelang Lebaran hari raya idul fitri selalu rutin tiap tahun menjual bungkus ketupat.

Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa muda (janur) atau kadang-kadang dari daun palma yang lain.

Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran sampai 5 hari berikutnya ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa.

Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain kupat tahu (Sunda), katupat kandangan (Banjar), grabag (Magelang), kupat glabet (Kota Tegal), coto makassar (dari Makassar, ketupat dinamakan katupa), lotek, tipat cantok (Bali), serta gado-gado yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau lontong.

Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai satai, meskipun lontong lebih umum.

Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Brunei, dan Singapura. Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.

Ada dua bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut tujuh (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut enam. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda.

Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

(Reporter: Erling Cristin / Editor: Iman NR)

Iman NR

Back to top button