Lingkungan

Warga Pantai Carita Tak Terpengaruh Erupsi Gunung Anak Krakatau

Warga Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten yang berdadapan dengan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda mengaku tidak terpengaruh dengan informasi erupsi gunung api tersebut.

“Kami sudah biasa menerima informasi Gunung Anak Krakatau meletus atau erupsi,” kata Aminah (45), pedagang makanan di Pantai Carita Kabupaten Pandeglang, Rabu (29/11/2023).

Masyarakat pesisir Pantai Carita yang berjarak sekitar 51 Km ke kawasan Gunung Anak Krakatau tidak memperlihatkan rasa takut. Dari jarak tersebut, warga Pantai Carita bisa melihat aktivitas gunung api di Selat Sunda, terutama saat menyemburkan asap dan batuan.

Warga tetap normal dan melakukan aktivitas ekonomi dengan berjualan juga nelayan melaut. Meski masyarakat di sini menerima informasi dari berbagai media online adanya aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau.

“Kami seperti biasa berjualan dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 24.00 WIB,” katanya menjelaskan.

Begitu juga Suhardi (45) seorang nelayan TPI Pantai Carita Kabupaten Pandeglang mengaku dirinya bersama puluhan nelayan tetap melaut hingga ke sekitar Perairan Selat Sunda bagian utara juga ke Lampung.

Namun, pihaknya saat ini dilarang mendekati Gunung Anak Krakatau karena terjadi erupsi. “Kami biasanya mencari ikan di sekitar kawasan Gunung Anak Krakatau,tetapi sekarang dilarang petugas,” kata Suhardi.

Dia mengaku kemungkinan melaut ke Perairan Selat Sunda bagian utara dan Perairan Lampung pukul 19.30 WIB, Sebab ada larangan untuk mendekati gunung tersebut sejarak 5 Km.

Mereka nelayan saat ini mempersiapkan alat tangkap juga bekal makanan dan minuman selama melaut.

“Kami melaut selama dua hari dan bisa menghasilkan tangkapan sekitar 350-500 kilogram dan kebanyakan jenis ikan tongkol, kuwe dan cakalang,” katanya menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah aktivitas pasar Labuan Kabupaten Pandeglang relatif normal dan seperti biasa tidak terpengaruh adanya erupsi Gunung Anak Krakatau.

“Kami menyerahkan kepada sang pencipta sehingga tidak takut adanya erupsi Gunung Anak Krakatau maupun tsunami. Bahkan tsunami tahun 2018 tidak terdampak tsunami,” kata Rohman (45) seorang pedagang pakaian di Pasar Labuan.

Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih menunjukan aktivitas erupsi, Rabu (29/11/2023). Hingga pukul 13.00 WIB, letusan teramati dengan ketinggian 150 – 300 meter dari puncak gunung dan kolom abu berwarna kelabu (Baca: Status Siaga, Erupsi Gunung Anak Krakatau Masih Berlangsung).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementrian ESDM mengimbau Masyarakat /pengunjung /wisatawan atau pendaki tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah aktif.

PVMBG Kementrian ESDM menyebutkan, gunung api yang berada di Selat Sunda sebagian terlihat jelas dan sebagian tertutup kabut. (Mansyur Suryana – LKBN Antara / Dok MediaBanten)

Editor Iman NR

Berita ini bagian dari kerjasa diseminasi LKBN Antara dengan MediaBanten.Com.

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button