Seni Budaya

Andra: Seba Baduy Harus Dimaknai Tuntunan Budaya, Bukan Seremonial

Gubernur Banten, Andra Soni menegaskan tradisi tahunan Seba Baduy yang dilakukan kelompok masyarakat yang mengasingkan diri di Pegunungan Keundeung, Kabupaten Lebak harus dimaknai sebagai sebuah tuntunan budaya, bukan sekadar tontonan seremonial.

Ia menilai, nilai-nilai luhur yang ditunjukkan Suku Baduy seperti kedisiplinan, kesederhanaan, serta komitmen menjaga alam dan harmoni sosial, merupakan pelajaran penting bagi masyarakat luas.

“Alhamdulillah hari ini saya menerima kedatangan 1.769 warga Kanekes yang mengikuti Seba Baduy. Ini bukan sekadar tontonan, tapi tuntunan yang menyampaikan pesan moral, budaya, dan kelestarian lingkungan,” ujar Andra yang menerima rombongan Suku Baduy di Gedung Negara Provinsi Banten, Serang, Sabtu (3/5/2025).

Rombongan warga Baduy dari Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, itu datang dengan berjalan kaki dan diantar langsung oleh Wakil Bupati Lebak.

Menurut Gubernur, Seba Baduy adalah wujud nyata kearifan lokal yang bisa menjadi contoh bagi masyarakat luas. Ia menyoroti kedisiplinan, kesopanan, dan ketertiban warga Baduy dalam menjalani ritual, mulai dari prosesi penyambutan hingga pembagian makanan.

“Kalau mereka sedang berbicara, tidak ada yang memotong. Kalau bekerja, mereka pun tak bersuara. Bahkan saat makan, tidak ada suara. Ini menjadi pembelajaran nilai-nilai budaya dan tata krama,” ujar dia.

Andra menyebutkan bahwa warga Baduy tidak bersekolah secara formal, namun memiliki kecerdasan dalam menjaga alam dan ketahanan pangan. Dengan teknologi pangan tradisional seperti leit (lumbung padi), warga Baduy mampu menjaga stabilitas pangan secara mandiri.

“Mereka punya komitmen menjaga lingkungan. Itu tugas yang mereka emban dan telah mereka buktikan hingga saat ini,” katanya.

Pemprov Banten menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung kegiatan Seba Baduy, mulai dari tempat istirahat, toilet, hingga pemeriksaan kesehatan gratis. Namun, sesuai kebiasaan mereka, banyak warga Baduy lebih memilih menggunakan sungai untuk mandi dan keperluan pribadi.

“Kami siapkan semua, tapi mereka tetap memilih cara yang mereka yakini. Itulah karakter khas yang harus kita hormati,” ujarnya.

Andra berharap ke depan kegiatan Seba Baduy dapat dipublikasikan lebih luas dan literasi mengenai makna serta nilai-nilainya diperkuat. Ia menekankan bahwa kegiatan ini harus dijadikan media pendidikan budaya, bukan sekadar acara hiburan.

“Saya ingin tahun depan acaranya lebih meriah dan edukatif. Seba Baduy bukan hanya seremonial, tetapi sarat makna. Mari jadikan ini tuntunan, bukan tontonan,” ujar Andra. (Pewarta : Devi Nindy Sari Ramadhan – LKBN Antara)

Iman NR

Back to top button