Puluhan rumah di Desa Ranca Sanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang terendam banjir akibat diguyur hujan deras serta kondisi saluran drainase yang buruk. Peristiwa tersebut terjadi pada pukul 03.00 WIB, Selasa (21/12/2021).
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang menyebutkan, selain disebabkan karena kondisi drainase yang buruk, intensitas hujan yang tinggi juga mengakibatkan sungai cibojong meluap hingga menerjang pemukiman warga setinggi 40cm.
“Selasa dini hari pukul 00:35 WIB hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut, dan pada pukul 03:00 WIB air mulai menggenangi pemukiman akibat dari sungai cibojong yang meluap,” Tulisnya melalui rilis resmi BPBD yang diterima wartawan. Selasa, (21/12/2021).
Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut, namun sebanyak 30 rumah warga, 1 musholla dan akses jalan di Kampung Kajoran menuju Desa Ranca Sanggal terendam banjir.
“Untuk warga yang terdampak ada 120 jiwa di antaranya 20 lansia serta 52 anak-anak. Namun masih tetap menempati rumahnya masing-masing tidak mengungsi,” terangnya
Setelah ditangani oleh tim evakuasi dari BPBD Kabupaten Serang, saat ini kondisi banjir di wilayah tersebut sudah surut dengan ketinggian muka air halaman rumah 10 cm hingga 40 cm.
Sebelumnya, 864 keluarga terdampak banjir yang melanda 9 kecamatan di Kabupaten Pandeglang akibat hujan deras sejak Senin (22/11/2021) (Baca: 864 Keluarga Terdampak Banjir 9 Kecamatan di Pandeglang).
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Pandeglang, Usep Sugih Mulyadi mengatakan, beberapa hari ini wilayah Pandeglang terus diguyuri hujan lebat serta mengakibatkan sejumlah kecamatan mengalami banjir.
“Untuk yang saat ini kami mendata 9 kecamatan yang terdampak genangan banjir yaitu Kecamatan Cikeusik, Cigeulis, Cibaliung, Sumur, Patia, Sobang, Panimbang, Angsana dan Munjul,” ungkap Usep.
Dikatakan, BPBD Pandeglang, TNI Polri mengambil langkah cepat penanganan banjir di 9 kecamatan tersbut.
“Kami juga saat ini sudah menyiapkan bantuan logistik seperti makanan, tenda pengungsian untuk warga yang yang rumahnya tergenang dampak banjir,” katanya.
(Reporter: M Uqel / Editor: Iman NR)
Menjadi wartawan sejak tahun 1984 pada Harian Umum (HU) Kompas, kemudian mengundurkan diri pada Agustus 1999 dan menjadi wartawan harian sore Sinar Harapan pada tahun 2001 hingga tahun 2015, saat koran sore ini bangkrut.