Kisah Brand Haji Rocker Cofee Diendors Jokowi di Raker HIPMI
Siapa yang tak kaget, Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi seakan mengendors Haji Rocker Cofee di acara Rapat Kerja HIPMI XVIII di Nusantara Hall, ICE BSD, Tangerang, Kamis (31/8/2023).
Sambil memegang dan mengangkat kemasan Haji Rocker Cofee, Jokowi mengatakan, tanaman kopi ada di Provinsi Banten, kemudian dilakukan roasting.
“Tapi yang saya lihat, packagingnya bagus sekali. Brand yang ada di sini Haji Rocker. Packagingnya bagus sekali” kata Jokowi sambil mengangkat bahunya yang menekanan kekagumannya.
Aksi itu Jokowi yang memperkenalkan produk UMKM itu disambut tertawa dan aplaus yang meriah ratusan pengusaha muda yang menghadiri rapat kerja tersebut.
Tak lebih dari satu jam, Asep Mulya Hidayat, PNS di Pemprov Banten sebagai pemilik brand Haji Rocker Cofee terkaget-kaget ketika mendapatkan kiriman potongan video, ucapan selamat dan berbagai pesan yang menggambarkan atensi atas endors Presiden RI terhadap produknya.
“Terus terang, saya kaget. Apa iya? Saat itu saya sedang rapat, jadi respon terhadap pesan WA agak kurang. Setelah semakin banyak pesan yang datang baru saya buka. Luar biasa, Allah memberikan hal itu ke saya,” kata Asep Mulya Hidayat yang ditemui MediaBanten.Com, Senin (4/8/2023).
Asep Mulya Hidayat yang lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah seorang PNS yang sekarang menjabat Kabid Pencegahan BPBD Provinsi Banten. Sebelumnya, dia menjabat Sekretaris Dinas Pertanian Provinsi Banten. “Belum lama saya menjabat di sini (Kabid Pencegahan BPBD – Red),” ujarnya.
Brand Cofee
Sesungguhnya, brand Haji Rocker tidak muncul secara mendadak. Dan, jangan pula dibayangkan, brand tersebut berasal dari sebuah produk yang melalui proses produksi dalam satu tempat, tetapi proses tersebut melalui sistem pemberdayaan dan profit sharing.
“Kami memulainya dari tahun 2015 yang membentuk komunitas single origin kopi, yaitu komunitas penikmat kopi yang bukan dari hasil pabrikan, tetapi melalui sebuah proses yang mengemukakan rasa dan citra kopi tersebut,” kata Asep Mulya Hidayat.
Komunitas single origin ini terdiri berbagai penggiat yang memiliki gerai kopi hingga ke para pemilik tanaman kopi, terutama di Kabupaten Pandeglang, Banten.
Namun, untuk melakukan pemberdayaan terhadap petani dan kafe-kafe kopi yang menjamur, akhirnya dibutuhkan sebuah lembaga non profit untuk mewadahi hal tersebut. Pada tahun 2018, berdiri lembaga Haji Rocker Foundation (Yayasan).
Mengapa namanya Haji Rocker?
Kata Asep, nama Haji Rocker itu diambil karena dia senang dengan musik rock. “Juga terinspirasi tulisan-tulisan tentang Pak Jokowi yang senang dengan musik rock. Sedangkan haji itu memang saya sudah haji,” katanya.
Maka dua kata Haji dan Rocker jika disatukan akan menggambarkan dua kalangan yang berbeda yang selama ini terkesan saling bertolak belakang.
Musik rock tentu disukai kalangan anak muda yang biasanya disandingkan dengan imej urakan, tak tahu aturan dan hura-hura. Sedangkan haji mewakili orang-orang yang telah menjalankan rukun Islam yang kelima, berkesan agamis.
Karena yayasan ini menangani pemberdayaan kopi, maka diputuskan untuk membuat merek yang sama dengan nama Haji Rocker Cofee.
“Kami tidak memproduksi dalam satu tempat, tetapi membagi pekerjaan dan profit sharing. Misalnya, unit mana yang melakukan roasting, kebun kopi tertentu yang kami pilih dengan kualitas terbaik. Hasilnya disatukan dan dikemas. Kami pasarkan,” katanya.
Saat ini Haji Rocker Cofee dipasarkan dalam bentuk kemasan ponch berisi 200 gram. Biji kopinya berasal dari tanaman kopi yang berada di Gunung Karang, Kabupaten Pandeglang. Dan satu lagi, biji kopi yang berasal dari kawasan Cisungsang, Kabupaten Lebak. (Rosyadi)
Editor Iman NR
- Danmenkav 2 Mar Hadiri Pengenalan Taruna AAL Angkatan 73 - 03/12/2024
- DLH Jakarta Lakukan Uji Emisi Kendaraan Bermotor - 03/12/2024
- Rumah Warga Lebak Terendam Banjir Capai 1.202 Unit - 03/12/2024