Kesehatan

Menjaga Kesehatan Mental di Era Digital, Simak Penjelasannya

Di tengah kemajuan teknologi dan arus informasi yang deras, kesehatan mental menjadi isu yang semakin penting untuk diperhatikan.

Kehidupan digital saat ini memberikan banyak kemudahan, tetapi juga membawa tantangan tersendiri bagi kesejahteraan psikologis individu.

Salah satu tantangan terbesar adalah paparan media sosial yang berlebihan. Platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok seringkali menampilkan kehidupan orang lain yang tampak sempurna, sehingga tanpa sadar memicu perasaan rendah diri, iri, atau tidak cukup baik.

Perbandingan sosial ini dapat memicu stres, kecemasan, bahkan depresi, terutama bagi generasi muda.

Tak hanya itu, notifikasi yang terus-menerus, tuntutan untuk selalu aktif dan responsif, serta budaya “hustle” yang mengagungkan produktivitas tanpa henti juga memperburuk kondisi mental banyak orang.

Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan menjadi kabur, terutama bagi mereka yang bekerja secara daring atau menjalankan bisnis di dunia digital.

Untuk menjaga kesehatan mental di era digital, penting bagi individu untuk menetapkan batasan. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan adalah membatasi waktu penggunaan media sosial dan mengatur waktu khusus untuk “digital detox” atau istirahat dari layar.

Mengaktifkan mode senyap pada aplikasi tertentu atau menggunakan fitur pembatas waktu layar juga dapat membantu.

Selain itu, penting untuk memprioritaskan aktivitas yang mendukung kesehatan mental seperti olahraga ringan, meditasi, membaca buku, atau sekadar menghabiskan waktu bersama keluarga tanpa gangguan gadget.

Terhubung secara nyata dengan orang-orang terdekat jauh lebih bermakna daripada sekadar interaksi di dunia maya.

Penting pula untuk menyadari kapan seseorang membutuhkan bantuan profesional. Tidak ada salahnya berkonsultasi dengan psikolog atau konselor ketika merasa kewalahan, cemas berlebihan, atau kehilangan motivasi. Mengakui kebutuhan akan bantuan adalah bentuk keberanian, bukan kelemahan.

Terakhir, menciptakan ruang digital yang positif juga berperan penting. Memilih untuk mengikuti akun-akun yang menginspirasi, membatasi konsumsi berita negatif, dan aktif dalam komunitas yang mendukung dapat membuat pengalaman digital menjadi lebih sehat dan bermakna.

Era digital memang tidak bisa dihindari, tetapi kita bisa memilih bagaimana menjalaninya. Dengan kesadaran dan langkah-langkah sederhana, kesehatan mental tetap bisa terjaga di tengah derasnya arus digital.

Editor: Abdul Hadi

Abdul Hadi

Back to top button