Nelayan Karangantu Minta Kenaikan Solar Subsidi Ditinjau Ulang
Sejumlah nelayan yang di Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kota Serang terancam tidak bisa melaut jika harga solar subsidi naik. Mereka minta kenaikan harga tersebut ditinjau ulang.
Pasalnya, pemerintah berencana menaikan harga BBM subsidi jenis solar yang semula Rp5.150 per liter menjadi Rp7.200 per liter.
Sedangkan harga pertalite yang semula Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter. Kenaikan tersebut direncanakan per tanggal 1 September 2022.
Dari pantuan, terlihat perahu nelayan di alur dermaga Karangantu berjejer tak melaut. Para nelayan tak melaut dikarenakan saat ini tengah menghadapi masa paceklik, yakni hasil tangkapan sedikit dan harga jual ikan sedang murah.
Nanan, Nanan (30), nelayan di Karangantu mengatakan, kebutuhan solar untuk melaut sebanyak 200 liter per sekali melaut. Solar itu untuk mesin perahu besar dan lampu-lampu.
“Hasil ikannya sedang kurang karena sedang paceklik. Ini terjadi sejak awal Agustus. Kalau harga BBM naik, kondisi nelayan semakin repot pak,” kata Nanan yang ditemui MediaBanten.Com, Rabu (31/8/2022).
Nanan mengatakan, pada musim normal, ikan hasil melaut bisa mencapai 1-2 ton dengan jenis ikannya berupa teri, ikan tongkol dan lainnya.
“Sekarang lagi susah dapat ikan, paling banyak semalam hanya 1 fiber, biasa nya, kalau lagi banyak sampai 3 sampai 4 fiber,” terangnya.
Para nelayan berharap, pemerintah meninjau ulang kenaikan harga BBM subsidi solar. Khusus untuk skema nelayan agar dipastikan bahwa mereka mendapatkan akses BBM bersubsidi untuk kelangsungan usaha sektor kelautan dan perikanan di skala nelayan kecil. (Aden Hasanudin / Editor: Iman NR)