News

Perlukah Dilakukan Tes Antigen Hepatitis B? Ini Penjelasannya

Penderita penyakit hepatitis B seringkali tidak merasa sedang sakit, karena gejalanya muncul secara perlahan. Padahal penyakit ini bisa menimbulkan kondisi serius yang menyebabkan kematian. Perlu kah tes antigen penyakit tersebut?

Menurut web halodoc.com yang dikutip MediaBanten.Com, Sabtu (11/2/2023) menyebutkan, tes HBsAG atau Hepatitis B Surface Antigen merupakan tes yang bertujuan untuk melihat apakah seseorang berpotensi menularkan virus hepatitis B atau tidak.

Jika hasil tesnya positif, maka orang itu mengidap hepatitis B dan berisiko menularkan virus hepatitis kepada orang lain. Sebaliknya, bila hasilnya negatif, berarti saat ini tidak memiliki hepatitis B.

Mengingat tes HBsAG merupakan salah satu pemeriksaan hepatitis B, penting untuk memahami pemeriksaan tersebut lebih mendalam.

HBV atau virus hepatitis B memiliki protein yang disebut antigen pada permukaannya yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh membuat antibodi jika terinfeksi.

Antigen permukaan hepatitis B dapat ditemukan dalam darah dalam beberapa minggu setelah infeksi dimulai. Munculnya antigen tersebut adalah salah satu tanda awal infeksi hepatitis B.

Penyakit hepatitis B ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh seperti darah dan produk darah, air liur, cairan vagina, cairan sperma, dan cairan tubuh lainnya. Namun tidak ada bukti penyakit ini bisa menular lewat keringat.

Diperlukan waktu beberapa bulan untuk mengembangkan gejala hepatitis B setelah seseorang terinfeksi. Dalam kebanyakan kasus, virus ini akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 6 bulan.

Tetapi pada sebagian kecil orang dewasa dan sebagian besar anak-anak, virus tidak hilang, terutama pada bayi baru lahir.

Kondisi ini disebut memiliki infeksi kronis dan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan serius. Mulai dari kerusakan sel hati, jaringan parut, sirosis, atau kanker hati.

Antigen permukaan hepatitis B adalah tanda awal infeksi akut, dan juga muncul selama infeksi kronis atau jangka panjang. Alhasil, tes HBsAG dipergunakan untuk mendeteksi antigen HBV sebagai bentuk pemeriksaan awal hepatitis B.

Mengapa Tes ini Diperlukan?

Seseorang memerlukan tes HBsAG jika dokter meyakini kalau orang tersebut memiliki infeksi hati yang disebabkan oleh HBV.

Selain itu, seseorang juga mungkin memerlukan tes HBsAG jika dirinya memiliki gejala hepatitis B. Namun, gejala hepatitis B seringkali muncul secara perlahan.

Kebanyakan pengidapnya juga tidak memiliki gejala atau hanya merasa seperti terkena flu ringan di tahap awal.

Sebagian pengidap hepatitis B juga mungkin tidak memiliki gejala sampai infeksi menjadi parah atau kronis. Adapun, gejala yang paling umum adalah kelelahan ekstrim.

Gejala lain mungkin termasuk mual, kehilangan selera makan, nyeri otot, demam, kulit dan mata menguning (jaundice), urin berwarna gelap dan sakit perut.

Pada kasus yang ekstrim dan sudah semakin parah, gejala dapat berupa pembengkakan pada area tubuh tertentu dan kebingungan.

Seseorang juga dapat melakukan tes HBsAG jika memiliki riwayat yang membuatnya berisiko terkena virus hepatitis B.

Faktor risiko infeksi hepatitis B meliputi berhubungan seks dengan seseorang yang terinfeksi virus hepatitis B, memiliki kontak erat, bayi yang baru lahir dari ibu yang terjangkit virus, berbagi jarum untuk penggunaan narkoba IV (intravena).

Faktor lainnya adalah bekerja di pusat kesehatan karena berisiko tinggi terpapar darah, mendapatkan transfusi darah atau transplantasi organ, meski Ini kurang umum dengan skrining aktif.

Pengidap hepatitis B juga dapat melakukan tes ini beberapa kali jika telah didiagnosis untuk melihat apakah infeksi sudah membaik atau belum.

Dokter mungkin memesan tes darah lain untuk membantu diagnosis infeksi virus hepatitis B. Tes ini dapat mencari antigen di permukaan, selubung, dan inti virus, serta antibodi terhadap antigen tersebut.

Sebab, gejala infeksi lima jenis virus hepatitis hampir sama. Maka dari itu, tes darah ini sering dilakukan bersamaan dengan tes darah hepatitis lainnya untuk membantu dokter dalam mengetahui jenis virus apa dan tahap infeksi apa yang mungkin dimiliki. (INR)

Editor: Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button